Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
TraumatiQ
Suka
Favorit
Bagikan
76. Scene #76

INT. SEKOLAH. PAGI

Puri membuka pintu sekolah, melangkah sendirian dan berhenti tepat di lukisan Rania yang masih dia pajang di tempat yang sama. Puri tersenyum lebar. Sekolah yang sedang libur, membuat Puri merindukan semua akitivitas di dalamnya, hingga membuatnya datang sendirian pagi ini.

PURI

Kamu benaran bangga padaku?

Puri tersenyum lebar. Untuk pertama kalinya dia merasa senyuman Rania di lukisan itu benar-benar dia rindukan.

RANIA

Sangat bangga.

Puri menoleh, dan mendapati Rania berdiri di belakangnya, melangkah mendekat dan tersenyum saat Puri menatapnya tak percaya.

RANIA

Terima kasih atas segalanya. Terima kasih karena sudah menyelamatkanku. Jangan pernah berpikir kalau selama ini aku tidak hadir di mimpimu, karena aku marah atas semua yang terjadi. 

(menggeleng)

Tidak sama sekali. Aku hanya menikmati tempatku sekarang.

PURI

Kamu di sini? Apa ini mimpi?

RANIA

(mengangguk)

Ya, ini mimpi. Aku bangga padamu, Anakku. Maaf kalau selama ini aku tidak mengakuimu. Bukan tidak ingin, tapi aku hanya terlalu takut menerima kenyataan kalau diusiaku yang masih sangat muda saat itu, aku sudah memiliki anak. Dan ditambah lagi karena nenekmu, melarangku mengatakan hal yang sebenarnya. Kesalahan yang aku dan ayahmu lakukan hingga menghadirkanmu dan membuatnya malu, membuatnya tidak bisa menerimanya sampai kapan pun. 

(merapatkan kedua tangan)

Aku minta maaf, maafkan aku, Puri.

Puri memegang kedua tangan Rania sembari menggelengkan kepala.

PURI

Semua sudah berlalu, lupakan saja. Aku juga tidak pernah menyalahkanmu untuk apa yang terjadi. Namun, maaf, karena Puri dan ayah terpaksa memasukkan nenek ke rumah sakit jiwa.

RANIA

Dia pantas menerimanya.

(tersenyum, memegang pipi kanan Puri)

Aku menyayangimu, tolong, panggil aku bunda, Puri. Aku ingin mendengarnya.

Puri meneteskan air mata.

PURI

Bunda... Bunda... Bunda, bisa peluk Puri sekali saja?

Rania terharu mendengarnya, mengangguk sembari melebarkan kedua tangannya yang membuat Puri langsung menjatuhkan tubuhnya ke dalam pelukan Rania.

RANIA

Jaga diri kamu baik-baik, dan terima kasih karena sudah mempercayakan gedung ini untuk tempatmu kembali ke cita-citamu, Sayang. Bunda sayang sama kamu.

Rania mendaratkan kecupan di puncak kepala Puri.

CUT TO:

Puri terbangun dari tidurnya, duduk di atas tempat tidur sembari memeluk kedua kakinya yang dia tekuk sembari tersenyum, mengalihkan pandangan ke bingkai foto di dinding kanan kamarnya yang terdapat foto Rania di sana, yang semula sebagai penanda bagi Dena di dinding tempat Rania berada dulu. Puri kini sudah menetap di rumah Verrel, meninggalkan semuanya di rumah lama. Semua kenangannya di sana.

PURI

Bunda, Puri sayang bunda.

Puri tersenyum sembari menghela napas lega.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar