Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. PEMAKAMAN UMUM. SORE
Puri menangis di dada Verrel. Verrel sendiri sejak tadi berdiri di sampingnya sembari menaburkan bunga yang dia ambil dari keranjang di tangan Wulan. Semua orang sudah menguburkan jasad Rania dengan selayaknya.
Verrel menggenggam tangan Puri yang sejak tadi mencengkrampakaian Verrel. Dava yang berdiri di seberang keduanya, menatap Puri kasihan. Ingin rasanya dia menenangkan Puri, namun dia takut kalau rasa di hatinya semakin menjadi-jadi dan sulit terkendali.
CUT TO:
INT. RUMAH SAKIT JIWA. SORE
DENA
Lepasin aku! Aku mau sama anakku! Dia masih membuka matanya buat melihatku, kalian tau? Tidak ada satu orang pun yanng bisa menjauhkan Rania dari aku. Bahkan anak itu dan ayahnya yang gak waras itu. Lepaskan aku.
Dena mencoba melepaskan diri dari cengkraman dua orang pria berpakaian perawat yang akan membawanya ke sebuah kamar untuknya tinggal selama di rumah sakit jiwa.
Pak Min tampak berdiri tidak jauh dari Dena yang sudah dimasukkan ke dalam kamar. Melihat Dena berdiri di dekat jendela kamar, sembari berteriak meminta dua pria itu yang sednag mengunci dirinya dari luar. Dena mencengkram kayu penghalang jendela, terdiam sesaat ketika kedua matanya menangkap Pak Min yang datang mendekatinya.
DENA
Pak Min, ya... Pak Min. Tolong bebaskan saya. Bilang sama Rania, saya ada di sini dia pasti akan membebaskan saya. Tolong bilanngkan sama Rania, Pak!
PAK MIN
Rania sudah meninggal, Bu. Dan dia baru saja dikebumikan. Anda harus bisa terima kalau selama ini, dia sudah meninggal.
DENA
Enggak! Dia masih hidup. Dia berdiri menatap saya. Dia masih hidup!
PAK MIN
Anda sudah menyiksanya, Bu. Dan inilah yang diinginkan Rania sebenarnya, bisa berbaring di tempat yang sudah sepantasnya.
(menghela napas)
Istirahatlah di sini, Bu. Semua akan baik-baik saja, walau tanpa ibu di dalamnya.
Pak Min tersenyum, melangkah pergi meninggalkan Dena yang berteriak memanggil namanya terus menerus.