Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. GEDUNG SEKOLAH. SIANG
Puri melangkah masuk ke ruangan pribadi Rania. Anehnya di antara beberapa ruangan guru lainnya, ruangan Rania masih tampak bersih, seolah Rania masih ada di sini. Puri tidak menyangka Pak Min sebegitu merawatnya. Dia seakan masih menganggap Rania masih ada bersamanya di sini.
Puri memegang kursi milik Rania. Tak ada debu sedikit pun. Di sisi kanan lagi-lagi ada bingkai foto besar milik Rania yang tersenyum sembari duduk di kursinya. Sedangkan di sisi kiri, ada lemari kaca berisi penghargaan Rania.
PURI
Pak Min membersihkannya?
Pak Min mengangguk sembari membuka lemari kaca lantas mengambil sebuah map plastik dan memberikannya ke tangan Puri.
PAK MIN
Sebelum Ibu Guru meninggal, dia sudah membuat surat ini untuk Mbak Puri.
Puri mengeluarkan sebuah surat di dalam map plastik merah itu, menatap kembali Pak Min yang berdiri diam di hadapannya.
PURI
Apa sebenarnya ini yang ditinggalkan Kak Rania untuk saya?
PAK MIN
(menggeleng)
Sebenarnya selain ini, ada lagi sesuatu yang ditinggalkan ibu Guru di kelas tempatnya mengakhiri hidupnya, Mbak. Dia meletakkannya di laci meja itu. Dan dia berpesan, untuk tidak membukanya selain Mbak Puri. Kunci laci itu masih mbak simpankan?
PURI
(mengangguk)
Tapi saya belum bisa ke kelas itu.
PAK MIN
Saya tau, dan Mbak Puri bisa mengambilnya kapan pun Mbak Puri mau. Titipan terakhirnya itu yang nantinya akan membuat Mbak Puri menyadari, bahwa ibu guru sangat sayang pada Mbak Puri.
Pak Min melangkah pergi. Puri mengalihkan pandangannya ke lukisan Rania yang menatapnya teduh, sangat berbeda dengan lukisanya yang lain. Namun tetap saja, Puri kesal melihatnya.