Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. RUMAH DENA. MALAM
Puri berdiri di depan kamar Rania. Satu-satunya ruangan yang selalu dikunci Dena itu, malam ini ingin dia buka. Tidak ada Dena di rumah, wanita itu sedang pengajian rutin di rumah sahabatnya. Dan tanpa minta izin dulu, Puri mengambil kunci kamar Rania di lemari pakaian Dena.
Entah apa yang sebenarnya disembunyikan Dena. Dia selalu tidak mengizinkan Puri untuk masuk ke kamar Rania dari semenjak sang kakak meninggal dunia. Dan kali ini, Puri tidak mau tahu lagi, dia harus masuk untuk sekedar mencari tahu ada apa sebenarnya.
Puri dibuat kaget bukan main saat melihat seluruh isi kamar Rania tidak pernah ada yanng berubah. Semua tetap sama, posisi tempat tidur, lemari dan tv kecilnya tetap sama. Puri berpikir, Dena sudah menjual semua barang-barang Rania, tapi ternyata tidak. Bahkan pakaian Rania saja amsih utuh di lemari, walau kini sudah dia beri plastik satu persatu agar tidak dimakan rayap.
Puri yang masih asyik melihat-lihat semua barang-barang di kamar Rania, secara tiba-tiba dikejutkan dengan pintu kamar Rania yang tiba-tiba tertutup. Puri berlari mendekati pintu mencoba membukanya namun sialnya tidak bisa. Puri berteriak ketakutan walau dia menyadari, tidak ada siapa-siapa di rumahnya.
RANIA
Tolong aku, Puri.
Puri terdiam, berbalik dan mendapati arwah Rania berdiri di belakangnya. Wajahnya masih saja terlihat cantik walau pucat pasi. Pakaian gaun panjang serba putih dengan rambut panjang yang dibiarkan terurai.
RANIA
Tolong aku
PURI
Pergi!!!
RANIA
Tolong lepaskan aku, Puri. Tolong.
PURI
Ibu!!! Tolong!!!
Secara tiba-tiba lampu berkedap-kedip, semua barang-barang di kamar Rania berjatuhan, sebagian bertebrangan di udara. Puri semakin ketakutan. Suara Rania terus saja membuat telinganya sakit bukan main. Puri yang tidak sanggup lagi, langsung pingsan dan terjatuh ke lantai.