Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
DISSOLVE TO:
INT. GEDUNG SEKOLAH. PAGI
Puri melangkah sendirian. Memperhatikan dinding gedung tua yang sudah bertahun-tahun dibiarkan menua sendirian, tanpa kegiatan. Matahari menusuk masuk melalui jendela kaca yang tertutup. Tidak ada gorden panjang yang baisanya menghiasinya. Yang ada hanya sebuah bingkai besar di dindin kiri yang di dalamnya terpampang Rania yanng berdiri di samping mejanya sembari memegang buku tebalnya.
Puri mendengus kesal melihatnya, menghadapkan tubuh ke bingkai foto besar itu, sembari menggeleng pelan. Wanita yang paling disegani itu, kini sudah mati mengenaskan. Dan Puri sangat benci padanya yang pergi meninggalkan trauma yang tak berkesudahan.
SUARA SESEORANG
Panggil polisi!!!
Suara jeritan itu membuat Puri menoleh dan berlari ke ruangan kelas paling sudut. Puri tidak menyangka, pemandangan menakutkan itu kembali hadir di depan matanya. Rania di sana, terbujur kaku dengan tali melingkar di lehernya.
Puri mundur beberapa langkah, yang tanpa sengaja menabrak seseorang. Puri berbalik, dan mendapati Rania berdiri di belakangnya.
RANIA
Lanjutkan, atau mati!
Ancaman itu membuat Puri melangkah mundur. Suara teriakan semua orang seakan tidak menyadari bahwa kini, Puri berhadapan langsunng dengan Rania yang masih menjadi pusat pandangan orang lain di seutas tali tergantung di sudut ruangan.
RANIA
Lanjutkan atau mati!!!
CUT TO:
PURI
PERGI!!!
Puri terbangun dari tidurnya. Keringat memenuhi seluruh kulitnya. Jarum jam yang masih mennjukkan pukul dua pagi, membuat Dena yang tidur di kamar sebelah, masuk dengan wajah panik dan memeluk Puri.
DENA
Kamu kenapa, Sayang?
PURI
Puri gak mau lihat dia.
(terisak)
Dena mengerti, Puri kembali bermimpi tentang Rania. Traumanya kembali hadir dengan diiringi tubuh gemetar yang masih dia rasakan dalam pelukannya.