Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
TraumatiQ
Suka
Favorit
Bagikan
41. Scene #41

INT. SEKOLAH. PAGI

Puri tersenyum lebar saat melihat semua murid di kelas satu sekolah dasar, sudah mulai mengikuti pelajaran. Walau kelas yang dibuka baru satu kelas, karena keterbatasan guru, Puri sudah lega bukan main melihata da dua puluh lima anak yang belajar di sekolahnya. Puri kembali menutup pintu kelas yang ada Rahayu di dalamnya, berjalan di lorong sekolah dan berhenti tepat di bawah lukisan Rania.

Puri tersenyum lebar. Dia seakan ingin menunjukkan keberhasilannya di hadapan Rania. Sesaat Puri mendengus kesal, mengingat sikap Rania dulu padanya, yang selalu meremehkannya. 

CUT TO FLASH BACK:

RANIA

Mau jadi apa kamu, tugas aja sampai lupa ngerjain!

Rania memarahi Puri di dalam ruangannya. Aduan dari Sinta, salah satu guru bahasa inggris di sekolah, membuat Puri harus menelan omelan Rania di pagi hari.

RANIA

Kamu yang bilang ingin jadi guru. Tapi mana ada guru seperti kamu ini. Aku malah ragu sama apa yang dikatakan ibu, kalau kamu bisa jadi orang sukses nantinya. Kamu hanya bisa jadi perempuan pemalas yang bakalan nyusahin semua orang!

PURI

Puri gak bakalan nyusahin orang lain saat besar nanti.

(terisak)

RANIA

Buktikan!

PURI

Lihat aja, Puri pasti bakalan berdiri di depan kakak kalau Puri sukses nanti. Puri janji!

Puri berlari pergi dengan isak tangisnya.

BACK TO:

PURI KEMBALI MENYADARKAN DIRINYA DAN MENATAP LUKISAN RANIA.

PURI

Kakak lihat, aku sudah berdiri di depan kakak sembari memamerkan keberhasilanku!

(cetus Puri dengan nada angkuh)

Seharusnya kakak di sini, tertunduk malu melihatku berhasil berdiri di gedung yang sempat kakak buat tidak layak pakai. Seharusnya kakak di sini meminta maaf atas ucapan kakak saat itu. Tapi sayang, kakak malah bisa melihatku dari tempat kakak sekarang, tanpa bisa bersuara. 

(meneteskan air mata)

DAVA

Apa itu yang kamu inginkan, Puri?

Puri kaget, menghapus cepat air matanya, dan menoleh ke Dava yang berjalan dan berhenti di sampingnya.

DAVA

Apa kamu segitu membencinya?

PURI

(menggeleng)

Bukan membencinya, lebih tepatnya hanya ingin membuktikan bahwa apa yang Kak Rania ucapin dulu, salah besar. Dia pernah bilang kalau saat aku besar, aku hanya akan menyusahkan semua orang. Dan terbukti, aku tidak menyusahkan siapa pun selama ini.

Dava tersenyum sembari menghela napas.

DAVA

Setelah kamu membuktikannya, apa dia bisa mendengar dan melihatmu, Puri? Enggak, kan? 

Puri terdiam, kembali menatap Rania dengan penuh kerinduan.

DAVA

Aku tau kamu tidak membencinya, tapi merindukannya. Aku benar, kan?

PURI

(gelagapan)

Aku masih banyak kerjaan, permisi.

Puri melangkah pergi yang membuat Dava menggeleng sembari tersenyum menatapnya.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar