Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
TraumatiQ
Suka
Favorit
Bagikan
35. Scene #35

INT. GEDUNG SEKOLAH. SORE

Penantian pun dimulai. Sudah sejak pagi Puri, Dava, Wulan dan Rahayu menanti para pendaftar yang tak kunjung hadir satu orang pun. Ini sudah hari ke sepuluh mereka menanti. Selebaran pun sudah dibagikan, bahkan Wulan juga sempat memasang iklan di radio dan surat kabar, namun tetap saja tidak ada satu orang pun yang hadir untuk mendaftaran anaknya di sekolah. 

Puri mulai gelisah saat mengetahui semua sekolah sudah mulai dibanjiri pendaftar. Dia hampir menyerah, duduk sendirian di ruangan bekas ruangan Rania dulu sembari memejamkan kedua mata. Rasa sakit di kepalanya membuatnya memijit-mijit batang hidungnya sendiri yang membuatnya tidak menyadari, Dava melangkah masuk dan berdiri di hadapannya dengan ekspresi tak tega.

DAVA

Sudah waktunya pulang, Ri.

PURI

(membuka mata)

Mungkin benar, gedung sekolah ini dan termasuk aku di dalamnya sudah tidak layak lagi berdiri di jejeran sekolah ternama di kota ini. Apa lagi aku yang sudah tidak lagi dipercaya untuk menjadi guru.

DAVA

Kenapa secepat itu kamu menyerah? Kita masih punya banyak waktu, Ri.

PURI

Percuma saja, semua bakalan sia-sia. 

(menghela napas, berdiri)

Besok terakhir saja kita menunggu, setelah itu, aku akan tutup sekolah ini seperti yang dikatakan Pak Andrean. 

Puri meraih tas tangannya, melangkah keluar dari ruangan meninggalkan Dava sendirian di dalam dengan ekspresi datar dan tatapan yang terjurus ke Puri yang pergi meninggalkannya.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar