Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. GEDUNG SEKOLAH. SORE
Penantian pun dimulai. Sudah sejak pagi Puri, Dava, Wulan dan Rahayu menanti para pendaftar yang tak kunjung hadir satu orang pun. Ini sudah hari ke sepuluh mereka menanti. Selebaran pun sudah dibagikan, bahkan Wulan juga sempat memasang iklan di radio dan surat kabar, namun tetap saja tidak ada satu orang pun yang hadir untuk mendaftaran anaknya di sekolah.
Puri mulai gelisah saat mengetahui semua sekolah sudah mulai dibanjiri pendaftar. Dia hampir menyerah, duduk sendirian di ruangan bekas ruangan Rania dulu sembari memejamkan kedua mata. Rasa sakit di kepalanya membuatnya memijit-mijit batang hidungnya sendiri yang membuatnya tidak menyadari, Dava melangkah masuk dan berdiri di hadapannya dengan ekspresi tak tega.
DAVA
Sudah waktunya pulang, Ri.
PURI
(membuka mata)
Mungkin benar, gedung sekolah ini dan termasuk aku di dalamnya sudah tidak layak lagi berdiri di jejeran sekolah ternama di kota ini. Apa lagi aku yang sudah tidak lagi dipercaya untuk menjadi guru.
DAVA
Kenapa secepat itu kamu menyerah? Kita masih punya banyak waktu, Ri.
PURI
Percuma saja, semua bakalan sia-sia.
(menghela napas, berdiri)
Besok terakhir saja kita menunggu, setelah itu, aku akan tutup sekolah ini seperti yang dikatakan Pak Andrean.
Puri meraih tas tangannya, melangkah keluar dari ruangan meninggalkan Dava sendirian di dalam dengan ekspresi datar dan tatapan yang terjurus ke Puri yang pergi meninggalkannya.