Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. GEDUNG SEKOLAH. SIANG
Puri melangkah masuk ke dalam bangunan tua itu. Dia seperti dejavu, ini semua persis seperti di dalam mimpinya. Tidak ada yang berbeda. Bangunan kokoh dengan semua peraturannya yang mengikat dulu, kini ringkih dan hanya bisa mengandalkan cahaya matahari dari luar.
Di sisi kiri lorong, terdapat kelas demi kelas yang kini gelap tanpa lampu. Sedangkan di sisi kanan lorong hanya ada jendela dan beberapa foto dan lukisan. Termasuk bingkai foto maha besar milik Rania yang dilihat Puri di dalam mimpinya.
PAK MIN
(datang mendekat)
Kunci ruang pribadi Ibu Rania ada di kamar saya, Mbak. Saya ambil dulu ya.
Puri hanya mengangguk dan menatap kepergian Pak Min. Puri berdiri di bawah lukisan Rania yang seolah menatapnya angkuh. Puri benci tatapan itu. Anehnya tatapan itu hanya dia lesatkan padanya saja, tapi tidak pada murid lainnya.
DAVA
Akhirnya kamu datang juga
Puri tersentak kaget, mengalihkan tatapannya ke pintu yang masih terbuka, dan terlihat Dava di sana berdiri. Perlahan Dava melangkah mendekat, dan berhenti di hadapan Puri sembari menatap foto Rania, saat Puri masih menatapnya kaget.
DAVA
Dia terlihat cantik, bukan?
PURI
Ngapain kamu di sini?
DAVA
(menoleh)
Aku kebetulan lewat, dan aku melihatmu masuk bersama Pak Min.
PURI
Buat apa ikut masuk?
DAVA
(tersenyum)
Aku hanya rindu sama suasana di sini
PAK MIN
Mbak Puri!
Suara Pak Min membuat Puri menoleh padanya. Pak Min mengajak Puri untuk menyusulnya. Puri berseru menyetujui lantas berbalik menatap dava yang ternyata, sudah tidak ada di dekatnya.
PURI
Di mana tuh anak?
Dava menghilang. Puri bergidik ngeri, melangkah menyusul Pak Min dengan perasaan takut bukan main