Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. SEKOLAH. PAGI
Puri melipat tangannya, menatap keenam muridnya yang kini berdiri di hadapannya di dalam ruang kerjanya. Puri sesaat melirik ke Dava dan Rahayu yang berdiri di belakang keenam siswanya, lantas berdiri dan menghela napas panjang sembari mengitari sekali putaran keenam muridnya dan kembali ke samping kurisnya.
PURI
Kenapa harus di kelas itu? Sementara saya sudah menetapkan lantai dua menjadi tempat kalian belajar.
RANDU
Kami tidak ingin di lantai dua sendirian, Bu. Apa salahnya digabung di lantai satu dulu, entar saat sudah banyak murid yang masuk di setiap kelas, kami baru ke lantai dua.
Dinar, Sita, Andine, Leo, dan Likha mengangguk kompak.
PURI
Tapi kelas itu tidak boleh ada yang masuk ke dalam.
LEO
Kenapa, Bu? Apa karena kasus kematian delapan tahun yang lalu?
Puri kaget bukan main mendengarnya.
LIKHA
Sebenarnya itulah yang kami ingin buktikan sama semua orang, kalau kelas dan sekolah ini, sama sekali tidak angker. Apa ibu gak ingin nama baik sekolah ini kembali?
DAVA
Tapi tidak ada yang berani jamin, kalau kalian akan baik-baik aja di sana.
RANDU
Kami akan tanggung semua akibatnya, kalau perlu kami akan buat surat perjanjian bahwa sekolah tidak akan mendapat tuntutan apa pun jika terjadi apa-apa sama kami semua.
PURI
Tidak segampang itu. Kalian tau dan kalian pasti sudah mendengar kasus yang menimpa saya saat saya berada di jakarta. Itu bukan ulah saya, tapi sayalah yang dijebloskan ke dalam penjara.
ANDINE
Tapi kami ingin di sana. Tidak ingin di kelas lain.
PURI
Sama aja, di kelas mana pun juga sama. Atau kalian akan saya tempatkan di kelas sampingnya, tapi tidak di ruangan itu.
LIKHA
Yang mati tidak akan pernah kembali, Ibu Puri. Ketakutan ibu saja yang membuat semuanya terjadi.
Puri terdiam. Nada datar yang terdengar dari Likha, membuatnya tidak bisa berkata apa-apa. Dava yang melihat gelagat Puri yang mulai terserang panik, langsung inisiatif meminta Rahayu mengajak semua murid ke kelas yang mereka inginkan. Rahayu menurut dan langsung keluar bersama keenam murid itu.
DAVA
Kamu baik-baik aja, Ri?
Puri kembali duduk sembari menghela napas panjang.
PURI
Siapa mereka sebenarnya. Kenapa mereka ingin di sana. Siapa mereka.
Dava mengambilkan gelas minuman Puri di atas meja, dan mengisinya dengan air dari dispenser yang terletak di sudut ruangan.
DAVA
Tenangkan dirimu dulu, jangan panik. Semua akan baik-baik aja.
Puri mengangguk lantas meminum air yang diberikan Dava untuknya.