Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
TraumatiQ
Suka
Favorit
Bagikan
54. Scene #54

INT. KAMAR PURI. MALAM

Puri mondar mandir sendirian. Malam ini dia lagi-lagi sendiri di rumah. Dena yang seharusnya sudah kembali malam ini, memutuskan untuk menambah satu malam lagi dengan alasan sahabatnya ingin dia menginap satu malam lagi di sana.

Puri duduk di tepi tempat tidur, air matanya yang sejak tadi jatuh, dia tepis kasar.

Puri mengambil kembali akta kelahiran di tempat tidur, dan melihat sekedar memastikan.

CUT TO FLASH BACK:

PURI

Bu, akta kelahiran Puri mana ya? Soalnya Puri mau dibawa ke Jakarta

DENA

(gugup)

Ka-kan kamu sendiri tau, kalau ak-akta kelahiran kamu hilang, Ri.

PURI

Belum diurus lagi, Bu? Kan kemarin Ibu bilang mau Ibu urus lagi.

DENA

Ibu belum sempat. Nanti ajalah!

PURI

Ibu selalu gitu. Ntar kalau perlu di Jakarta gimana?

DENA

Bilang aja hilang, mereka pasti ngerti.

CUT BACK TO:

Puri sadar, sikap Dena selama ini aneh karena kenyataan ini. Dia tidak menyangka, Dena bisa sejauh ini menutupi segalanya darinya, bahkan dengan sempurnanya, Dena, Puri dan Joni menyimpan segalanya dan malah memintanya memanggil Rania yang jelas-jelas ibunya, dengan sebutan kakak.

CUT TO FLASH BACK:

PURI TERINGAT MIMPINYA TENTANG RANIA DI PEMAKAMAN.

RANIA

Aku bangga padamu, Puri. Terima kasih sudah membangun kembali gedung itu. Tapi... Berhati-hatilah. Tidak semua orang-orang di sekelilingmu berhati tulus.

RANIA

Kamu segalanya untukku, Puri. Bukalah laci itu, dan temukan kebenaran di dalamnya. Dan tolong selamatkan aku. Aku lelah di tempatku sekarang, Puri. Tolong aku.

CUT BACK TO:

Puri tersentak saat mengingat kamar Rania. Puri yang sempat menyimpan kuncinya saat kejadian waktu itu, langsung mengambilnya di laci dan ke luar dari kamar. Puri berdiri di depan kamar Rania, sesaat dia ragu, namun tidak ada lagi waktu. Hanya malam ini dia bisa masuk dengan bebas ke kamar Rania. 

Puri memasukkan kunci ke dalam kamar berniat membukanya, namun secara tiba-tiba suara ketukan pintu rumah membuat Puri kaget dan langsung menyimpan kembali kunci itu ke dalam saku celana. Puri beralih ke pintu depan dan membukanya.

PURI

Dava? Ada apa malam-malam ke sini?

DAVA

Perasaanku gak enak, makanya aku ke sini. Tadi gak sengaja ketemu Pak Min di mesjid raya, dan dia bilang, kamu sudah tau siapa kamu sebenarnya.

PURI

Kamu mengetahuinya?

DAVA

(mengangguk)

PURI

Dan kamu gak ngasih tau aku?

DAVA

Karena kecewa dengan kenyataan.

(menghela napas)

Aku sudah sejak kecil menyukaimu, Puri. Tapi aku sadar, kamu itu sepupu aku. Sampai kapan pun kita gak mungkin bisa nyatu.

Bukan hanya Dava, Puri pun sebenarnya sudah mulai merasakan cinta pada cowok tampan di hadapannya. Hatinya pun sakit bukan main mengetahui kenyataan ini.

PURI

Kamu mau bantu aku kali ini?

DAVA

Bantu apa? Apa pun pasti aku lakuin.

PURI

(menarik napas pelan)

Masuk dulu, nanti aku jelasin.

Dava pun masuk, dan Puri langsung menutup pintu dari dalam.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar