Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. KAMAR PURI. MALAM
Puri mondar mandir sendirian. Malam ini dia lagi-lagi sendiri di rumah. Dena yang seharusnya sudah kembali malam ini, memutuskan untuk menambah satu malam lagi dengan alasan sahabatnya ingin dia menginap satu malam lagi di sana.
Puri duduk di tepi tempat tidur, air matanya yang sejak tadi jatuh, dia tepis kasar.
Puri mengambil kembali akta kelahiran di tempat tidur, dan melihat sekedar memastikan.
CUT TO FLASH BACK:
PURI
Bu, akta kelahiran Puri mana ya? Soalnya Puri mau dibawa ke Jakarta
DENA
(gugup)
Ka-kan kamu sendiri tau, kalau ak-akta kelahiran kamu hilang, Ri.
PURI
Belum diurus lagi, Bu? Kan kemarin Ibu bilang mau Ibu urus lagi.
DENA
Ibu belum sempat. Nanti ajalah!
PURI
Ibu selalu gitu. Ntar kalau perlu di Jakarta gimana?
DENA
Bilang aja hilang, mereka pasti ngerti.
CUT BACK TO:
Puri sadar, sikap Dena selama ini aneh karena kenyataan ini. Dia tidak menyangka, Dena bisa sejauh ini menutupi segalanya darinya, bahkan dengan sempurnanya, Dena, Puri dan Joni menyimpan segalanya dan malah memintanya memanggil Rania yang jelas-jelas ibunya, dengan sebutan kakak.
CUT TO FLASH BACK:
PURI TERINGAT MIMPINYA TENTANG RANIA DI PEMAKAMAN.
RANIA
Aku bangga padamu, Puri. Terima kasih sudah membangun kembali gedung itu. Tapi... Berhati-hatilah. Tidak semua orang-orang di sekelilingmu berhati tulus.
RANIA
Kamu segalanya untukku, Puri. Bukalah laci itu, dan temukan kebenaran di dalamnya. Dan tolong selamatkan aku. Aku lelah di tempatku sekarang, Puri. Tolong aku.
CUT BACK TO:
Puri tersentak saat mengingat kamar Rania. Puri yang sempat menyimpan kuncinya saat kejadian waktu itu, langsung mengambilnya di laci dan ke luar dari kamar. Puri berdiri di depan kamar Rania, sesaat dia ragu, namun tidak ada lagi waktu. Hanya malam ini dia bisa masuk dengan bebas ke kamar Rania.
Puri memasukkan kunci ke dalam kamar berniat membukanya, namun secara tiba-tiba suara ketukan pintu rumah membuat Puri kaget dan langsung menyimpan kembali kunci itu ke dalam saku celana. Puri beralih ke pintu depan dan membukanya.
PURI
Dava? Ada apa malam-malam ke sini?
DAVA
Perasaanku gak enak, makanya aku ke sini. Tadi gak sengaja ketemu Pak Min di mesjid raya, dan dia bilang, kamu sudah tau siapa kamu sebenarnya.
PURI
Kamu mengetahuinya?
DAVA
(mengangguk)
PURI
Dan kamu gak ngasih tau aku?
DAVA
Karena kecewa dengan kenyataan.
(menghela napas)
Aku sudah sejak kecil menyukaimu, Puri. Tapi aku sadar, kamu itu sepupu aku. Sampai kapan pun kita gak mungkin bisa nyatu.
Bukan hanya Dava, Puri pun sebenarnya sudah mulai merasakan cinta pada cowok tampan di hadapannya. Hatinya pun sakit bukan main mengetahui kenyataan ini.
PURI
Kamu mau bantu aku kali ini?
DAVA
Bantu apa? Apa pun pasti aku lakuin.
PURI
(menarik napas pelan)
Masuk dulu, nanti aku jelasin.
Dava pun masuk, dan Puri langsung menutup pintu dari dalam.