Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. TERAS RUMAH TEMPAT JUALAN DENA. SIANG
Puri membawakan sepiring ikan sambal yang baru saja dia masak dan meletakkannya ke steling kaca. Memperhatikan Dena yang begitu ramah melayani para pelanggan, yang memilih makan siang di tempatnya berjualan. Puri menghela napas pelan, lantas membersihkan bercak kuah gulai dan sambal di dalam steling.
SEORANG PELANGGAN
Puri! Kamu Puri, kan?
PURI
(kaget, menoleh)
Iya, kamu....
Dena mendekat, tersenyum menyapa.
DENA
Ini Wulan, Ri, masa lupa!
Puri kaget bukan main, langsung memeluk Wulan yang tampak senang saat Puri berhasil mengingatnya.
WULAN
Apa kabar, Ri. Ish, pulang gak bilang-bilang. Lupa ya sama teman saat SD?
PURI
Lebih parah kamu, nikah gak bilang-bilang.
WULAN
(cekikikan)
Mendadak, sorry.
Puri langsung mengajak Wulan masuk ke dalam rumah. Duduk di dalam kamar.
WULAN
Aku turut sedih tentang kasusmu, Ri. Rasanya sakit lihat kamu di fitnah seperti itu.
PURI
(menghela napas)
Dengar kalian percaya samaku aja, udah buat aku senang kok.
WULAN
Tapi izinmu mengajar di sana dicabut kan?
PURI
Mau gimana lagi. Mungkin itu caranya untuk pulang. Si Ibu doanya terkabul.
Keduanya tertawa sesaat.
WULAN
(menatap Puri)
Apa kamu kembali ke sini untuk membuka lagi sekolah Kak Rania?
PURI
(mengangkat kedua bahunya)
Aku masih trauma akibat melihat langsung Kak Rania tergantung. Aku belum berani menginjakkan kaki di sana.
WULAN
(menggenggam tangan Puri)
Aku siap menemanimu mulai dari awal, kalau kamu memang berniat melanjutkannya.
PURI
Sulit, Lan, mana ada yang percaya sama guru bekas narapidana. Apa lagi membawa anaknya ke gedung sekolah tempat bunuh diri seperti itu. Terlalu sulit.
WULAN
Gak ada yang gak mungkin, Ri. Gak ada salahnya mencoba, kan?
Puri terdiam, menatap Wulan yang mengangguk pelan padanya