Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
TraumatiQ
Suka
Favorit
Bagikan
10. Scene #10

INT. KAMAR PURI. MALAM

Puri gelisah. Pembicaraan tadi pagi di rumah Husein, membuatnya tak tenang. Berulang kali Puri menghela napas, mondar-mandir, lantas memutuskan duduk di atas tempat tudur memeluk erat bantalnya

WANITA 1 (S.O)

Dasar, guru gak punya akhlak!

WANITA 2 (S.O)

Gak tau etika!

WANITA 3 (S.O)

Guru seperti ini pantas masuk penjara!

WANITA 4 (S.O)

Hukum mati aja sekalian!

Suara-suara semua wali murid yang dulu percaya akan fitnahan itu, terngiang di kedua telinga Puri. Semua wali murid yang akhirnya berhasil menjebloskannya ke dalam penjara selama tiga bulan lebih, dan akhirnya berhasil dibebaskan karena terbukti tidak bersalah

GURU 1 (S.O)

Dia mati!

WANITA 1 (S.O)

Dia bunuh diri?

WANITA 2 (S.O)

Padahal dia kepala sekolah dan guru teladan, kok bisa bunuh diri!

GURU 2 (S.O)

Lihat, itu adiknya, kasihan...

dia harus ngelihat langsung kakaknya tergantung!

Suara dari peristiwa lain ikut hadir di kedua tellingan Puri. Suara dari kejadian saat Rania tergatung di seutas tali di gedung sekolahnya. Puri menutup kedua telingantya dengan tangan, memejamkan mata sekuat-kuatnya berusaha menenangkan dirinya sendiri agar tidak menjerit seperti biasa. Tubuhnya bergetar hebat ketakutan. Dia benar-benar frustasi

CUT TO:

EXT. INT. TERAS RUMAH. MALAM

Pintu dibuka Dena dari dalam, dan terlihat Dena tersenyum menyambut Wulan yang datang malam itu. Dena sesaat melirik ke dalam, seperti seseorang yangn menyembunyikan sesuatu, lantas keluar menarik tangan Wulan sembari menutup pintu

WULAN

Ada apa, Bu?

DENA

Syukur kamu ke sini, ada yang ingin ibu mintain tolong sama kamu

WULAN

Minta tolong apa, Bu?

DENA

(menghela napas)

Kamu bisa ngebujuk Wulan buat kembali mengajar, Lan?

WULAN

(meragu)

Rasanya sulit, Bu

DENA

Ibu yakin cuma kamu yang bisa ngebujuknya, Nak.

Ibu ingin wujudkan permintaan bapaknya Puri

untuk membuka kembali gedung milik Rania itu.

Ibu minta tolong sama kamu, Lan

WULAN

Kemarin Wulan ngelihat Puri,

dia masih takut untuk kembali mengajar, Bu.

Kasihan kalau sampai dipaksakan

DENA

(memelas)

Ibu mohon sama kamu, Lan.

Ibu minta tolong sama kamu

Wulan menghela napas. Memelasnya wajah Dena membuatnya benar-benar tak tega. Dena sudah dia anggap seperti ibunya sendiri pasca meninggalnya sang ibu. Dan dia, tidak ingin mengecewakannya. 

WULAN

(mengangguk)

Wulan coba ya, Bu

Dena tersenyum sembari menghela napas lega

BACK TO:

INT. KAMAR PURI. MALAM

SFX. SUARA KETUKAN PINTU

Puri melangkah mendekati pintu, dan membukanya. Terlihat Wulan berdiri di hadapannya yanng langsung diminta Puri untuk masuk setelah melangkah kembali ke atas tempat tidur.

WULAN

Ngurung diri aja, kayak anak perawan

(duduk di atas tenpat tidur)

PURI

Memang masih perawan aku ya

(sewot)

WULAN

(tertawa sesaat)

Tadi aku cerita sebentar sama Ibu,

katanya kamu berniat membuka kembali gedung sekolah milik Kak Rania, ya?

PURI

Bukan aku, tapi Ibu.

WULAN

Iya-iya, tapi mau, kan?

Puri mengangkat kedua bahunya tanda masih bingung, yang membuat Wulan menghela napas panjang

WULAN

Aku dukung kalau kamu mau membukanya lagi!

PURI

(menatap Wulan)

WULAN

Yaaa, biarpun aku bukan lulusan keguruan,

tapi aku siap bantu-bantu. Sekedar jadi ibu kantin

Keduanya tertawa, lantas Puri tiba-tiba diam yang membuat Wulan menatapnya bingung

PURI

Kamu kenal Dava?

WULAN

Dava... Dava... Thomas Dava Edison?

PURI

Itu Thomas Alva Edison, aku serius!

WULAN

Oke-oke, Arkana Dava Alvaro?

PURI

Nama aktor siapa kali ini?

(Kesal)

Jangan becanda deh, Lan

WULAN

Aku serius! Dia cowok yang tinggal di gang sebelah,

sering datang ke makam Kak Rania terus pernah sekali aku lihat dia,

berdiri di gerbang gedung sekolah punya kakakmu, Ri! 

Ganteng sih, orang berada lagi, cuma ya itu... kasihan.

PURI

Kasihan kenapa?

WULAN

Kedua orang tuanya bercerai,

dia memilih tinggal sama Om-nya, tapi ya gitu.

Om-nya gak tau di mana, gak pernah kelihatan.

Jadi di rumah dia cuma tinggal sama pembantunya dan supir pribadinya

Puri terdiam. Melempar jauh ingatannya ke wajah Dava yang sangat jelas di ingatannya. Membiarkan Wulan bercerita tentang kehidupan Dava yang membuatnya semakin tak tega mendengarnya

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar