Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
TraumatiQ
Suka
Favorit
Bagikan
5. Scene #5

INT. RUMAH. MALAM

DENA

Dava?

(menggeleng)

Ibu gak pernah dengar.

Puri meletakkan dua piring ke depan kursi meja makan, lantas mengambil mangkuk berisikan nasi yang sebelumnya dituang Dena dari rice cooker.

PURI

Masa gak kenal, Bu? Coba ingat lagi. Dia selalu datang membawa bunga mawar putih ke makam Kak Rania.

DENA

(duduk di kursinya)

Jadi dia yang selalu bawa bunga itu? Pantesan setiap hari jumat ibu datang, selalu ada setangkai bunga mawar putih itu. Ibu pikir Pak Min.

PURI

Pak Min? Penjaga sekolah Kak Rania dulu, Bu?

DENA

(mengangguk)

Bukan hanya dulu, tapi sampai sekarang.

PURI

(kaget)

Ibu belum hancurkan gedung sekolah itu? Bukannya ibu pernah janji sama Puri buat ngehancurin gedung tua itu, sekalian jual tanahnya.

DENA

(menghela napas)

Ibu merasa bersalah sama Rania kalau sampai menjual gedung yang dia bangun sendiri dengan uang tabungannya. Dia ingin kamu melanjutkannya, bukan menghancurkannya.

Puri menghentikan gerakan sendok di tangannya, menatap Dena tak percaya.

PURI

Ibu kan tau sendiri kalau Puri gak mau kembali ke gedung itu.

DENA

(menggenggam tangan kanan Puri)

Hanya itu permintaan Rania yang terakhir, Puri. Ibu minta tolong, lanjutkan ya saat kamu siap nanti.

Puri melepaskan tangannya perlahan, menghela napas panjang, lantas meninggalkan Dena seorang diri di meja makan

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar