Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. RUMAH. MALAM
DENA
Dava?
(menggeleng)
Ibu gak pernah dengar.
Puri meletakkan dua piring ke depan kursi meja makan, lantas mengambil mangkuk berisikan nasi yang sebelumnya dituang Dena dari rice cooker.
PURI
Masa gak kenal, Bu? Coba ingat lagi. Dia selalu datang membawa bunga mawar putih ke makam Kak Rania.
DENA
(duduk di kursinya)
Jadi dia yang selalu bawa bunga itu? Pantesan setiap hari jumat ibu datang, selalu ada setangkai bunga mawar putih itu. Ibu pikir Pak Min.
PURI
Pak Min? Penjaga sekolah Kak Rania dulu, Bu?
DENA
(mengangguk)
Bukan hanya dulu, tapi sampai sekarang.
PURI
(kaget)
Ibu belum hancurkan gedung sekolah itu? Bukannya ibu pernah janji sama Puri buat ngehancurin gedung tua itu, sekalian jual tanahnya.
DENA
(menghela napas)
Ibu merasa bersalah sama Rania kalau sampai menjual gedung yang dia bangun sendiri dengan uang tabungannya. Dia ingin kamu melanjutkannya, bukan menghancurkannya.
Puri menghentikan gerakan sendok di tangannya, menatap Dena tak percaya.
PURI
Ibu kan tau sendiri kalau Puri gak mau kembali ke gedung itu.
DENA
(menggenggam tangan kanan Puri)
Hanya itu permintaan Rania yang terakhir, Puri. Ibu minta tolong, lanjutkan ya saat kamu siap nanti.
Puri melepaskan tangannya perlahan, menghela napas panjang, lantas meninggalkan Dena seorang diri di meja makan