Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. RUANGAN RESSA. SIANG
Puri sudah sadar dari pingsannya, menatap ke sekeliling di ruangan serba putih yang tidak pernah berubah dari dulu. Dia tidak asing di sini.
SFX. SUARA PINTU TERBUKA
RESSA
Kamu sudah sadar, gimana keadaanmu? Ada yang sakit?
Ressa duduk di hadapan Puri yang sudah duduk di atas tempat tidur.
PURI
Agak pusing aja. Dava di mana?
RESSA
Dia menunnggumu di luar.
(tersenyum)
Akhirnya kamu datang lagi, saya pikir kamu sudah sembuh total dan tidak datang dengan kondisi seperti ini lagi.
PURI
(tersenyum)
Saya pikir pun saya bisa berkunjung dengan kondisi yang baik-baik aja, Dok.
RESSA
(menghela napas)
Saya dulu pernah bilang, yang bisa menyembuhkan trauma kamu itu hanyalah diri kamu sendiri.
PURI
Tapi saya sudah melakukan apa yang Dokter katakan, bahkan saya sudah pergi ke Jakarta untuk melupakan segalanya di sini. Tapi tetap saja, trauma itu tidak bisa hilang juga, Dokter.
RESSA
Kebencianmu belum hilang pada Rania, benar, kan?
Puri menundukkan kepala. Apa yang dikatakan Ressa benar.
RESSA
Kamu masih ingat, saya pernah bilang apa dulu, saat terakhir kali kamu datang ke sini seminggu sebelum kamu pergi ke Jakarta?
Puri menggelengkan kepala. Semua masalah di Jakarta membuatnya lupa akan apa yang pernah Ressa katakan padanya.
RESSA
Kakakmu sangat menyayangimu. Cari tahulah lebih dalam, dan kamu akan menemukan sesuatu yang tidak kamu ketahui sebelumnya.
PURI
(menghela napas)
Tapi dia terlalu berpikir pendek, Dok. Bukannya menyelesaikan masalah, dia malah mati gantung diri.
RESSA
Mungkin kamu benar, Rania terlalu berpikir pendek saat itu hingga memilih menggantungkan diri dari pada menyelesaikan masalahnya. Tapi kamu harus tahu, kalau dialah orang yang membelamu mati-matian saat kamu hampir celaka. Dia banyak cerita tentangmu. Dan dari semua ceritanya, saya tau dia sangat menyayangimu.
(menghela napas)
Jadi, apa yang ingin kamu lakukan sekarang dengan gedung sekolah itu.
PURI
Entahlah, yang pasti saya ingin ngelawan trauma saya sendiri dulu.
RESSA
Kamu pasti bisa. Satu-satunya cara kamu harus melakukan semua yang kamu takutkan. Jangan coba menjauh lagi. Karena cara awal kita untuk membuatmu menjauh dari apa yang kamu takutkan, malah gagal total, kan? Jadi lawanlah, Puri.
Ressa menepuk tangan kanan Puri pelan.
RESSA
Dan kapan kamu bisa memanggilku dengan sebutan kakak? Apa kamu masih membenciku?
Puri tersenyum sembari menggelengkan kepalanya.