Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. KAMAR PURI. MALAM
Dena melangkah masuk sembari membawakan pakaian Puri yang baru selesai dia setrika. Puri tampak serius membaca novel di atas tempat tidur, sesaat tersenyum, lantas kembali membaca. Dena duduk di hadapannya yang membuat Putri menghentikan kegiatannya membaca.
DENA
Tadi gak sengaja ibu dengar pembahasan kalian, gimana? Kamu tertarik?
PURI
Kenapa sih, itu mulu yang dibahas. Puri capek. Lagian, ngapain juga ibu pertahankan itu gedung. Bagus kalau ibu gak berniat ngejualnya, ya ratakan saja, jadi bisa tempat main bola anak-anak.
DENA
Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan, Puri. Selain keinginan Rania dan Ayah sebelum mereka pergi.
PURI
Hal lain apa, Bu? Gak ada yang bisa dipertahankan. Itu gedung pasti udah banyak kerusakan. Malah angker pasti.
DENA
Kamu ingat Pak Min, kan? Dia kan nginap di sana. Dia gak punya rumah dan sanak saudara semenjak istrinya meninggal. Dan memohon sama ibu untuk ngizinkan dia tinggal di sana. Kasihan, kan?
Puri terdiam. Dia ingat pria itu. Pak Min yang selalu menjadi rumah terbaik untuknya kabur dari rumah saat Rania, memarahinya tanpa ampun hanya karena masalah sepele.
DENA
Besok ikut ibu ya.
PURI
Mau ke mana?
DENA
Besok saja ibu kasih tau, sekarang udah malam, kamu harus tidur.
Puri tersenyum melihat Dena yang tidak pernah berubah, memaksanya berbaring dan membereskan semua barang-barangnya yang kali ini adalah buku.
Dena melangkah pergi meninggalkan Puri yang mulai memejamkan kedua matanya, saat lampu kamar dimatikan Dena sebelum menutup pintu.