Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. RUMAH DENA. PAGI
DENA
Mau apa kamu ke sini?!
Dena yang sedang menyiapkan jualan, kaget saat melihat Verrel hadir di hadapannya. Dia tidak menyangka Verrel sudah ke luar dari rumah sakit jiwa.
VERREL
Assalammu'alaikum, Ibu.
DENA
Jangan panggil aku Ibu!! Kamu bukan anakku, dan bukan siapa-siapa di rumah ini.
PURI
(mendekat dengan ketakutan)
Mau sampai kapan ayah Puri gak diakui, Nek?
DENA
Puri!!!
Suara mobil polisi terdengar, beberapa polisi hadir di rumah Dena, bersamaan dengan Pak Min yang langsung memarkirkan sepedanya dan beberapa warga yang hadir karena ingin tahu.
DENA
Ke-kenapa a-ada polisi? Mau a-apa kalian!
VERREL
Pak, tolong cek saja. Saya yang tanggunng jawab atas semuanya.
Semua polisi atas perintah kepala kepolisian yang hadir, langsung masuk ke rumah. Dena yang baru ingat kamar Rania belum dia kunci kembali, langsung berlari ke dalam dan menghalangi semua orang masuk, dengan berdiri di depan pintu kamar Rania yang terbuka. Puri masuk diikuti Dava, Verrel dan juga Pak Min. Terlihat juga Pak Dodit penjaga makam yang diundang juga oleh Verrel sebelum datang ke rumah Dena.
DENA
Jangan masuk. Kalian tidak saya izinkan untuk masuk ke kamar anakku!!
POLISI 1
Maaf, Bu Dena. Kami mendapatkan laporan dari Pak Verrel, bahwa selama ini mayat dari Ibu Rania anda sembunyikan di kamar ini. Kami ingin membongkar seluruh kamar Bu Rania.
Puri meneteskan air mata mendengarnya.
DENA
Bohong. Itu bohong! Jelas-jelas makam anak saya ada di TPU. Dia tidak ada di sini. Mana mungkin saya setega itu! Mana buktinya!
VERREL
Saya saksinya. Saya melihat langsung saat penyemenan itu dilakukan di dinding kamar Rania.
DENA
Jangan percaya, dia tidak waras. Dia itu pasien rumah sakit jiwa!
VERREL
Pak Dodit!!
Dodit melangkah maju yang membuat Dena ketakutan melihatnya.
DODIT
Saya penjaga TPU tempat Bu Dena membuat makam kedua keluarganya, Pak Joni dan Bu Rania. Saya yang membuat makam itu. Dan saya bersumpah, makam Ibu Rania adalah makam kosong yang disewa Ibu Dena selama ini, untuk menutupi keberadaan Ibu Rania yang sebenarnya.
DENA
Tutup mulutmu, Pak Dodit!!
POLISI 1
Semuanya periksa ke dalam!
Semua pasukan kepolisan langsung masuk ke dalam, Dena yang berniat menghalangi, langsung dipegang sekuat tenaga oleh Dava dan dibantu beberapa warga lainnya. Puri memberanikan diri masuk saat Verrel mengganggam tangannya.
VERREL
Ini dindingnya! Hancurkan saja.
Puri langsung mengambil bingkai foto Rania, memeluknya erat sembari berdiri di samping Verrel yang merangkulnya.
Semua polisi langsung menghancurkan dinding dengan alat yang dibawa, dan benar saja, dinding yang hancur tepat di wajah Rania yang terlihat sudah disemen oleh Dena. Aroma tidak enak langsung menyeruak. Puri menangis histeris yang langsung dipeluk erat oleh Verrel. Dena berusaha melepaskan diri dari cengkraman Dava, sedangkan seluruh polisi terus menghancurkan dinding mengeluarkan tubuh Rania dari dalam.