Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. GEDUNG SEKOLAH. PAGI
Puri berdiri di depan ruangan tertutup yang menjadi kunci traumanya selama ini. Pak Min yang dia tugaskan menghubungi salah satu kenalannya untuk memperbaiki bangunan, memilih pergi ke luar karena sinyalnya bermasalah. Sedangkan Dava, berdiri sedikit lebih jauh darinya sembari memperhatikan beberapa ruangan lainnya.
Puri sesaat meragu, mengurungkan niat membuka pintu. Namun kembali memegang kunci yang sudah tertancap di lubangnya. Puri menelan air liur, mengumpulkan keberaniannya dan akhirnya berhasil memutar kunci. Pintu dia dorong perlahan, yang secara tiba-tiba, suasana sunyi berubah menakutkan saat Puri melihat Rania di sana, tergelantung di seutas tali dengan kondisi yang sama seperti terakhir kali Puri melihatya. Puri menjerit histeris lantas terjatuh yang membuat Dava berlari ke luar dari ruangan sebelah dan mencoba menyadarkannya.
PURI
Kak Rania!!!
DAVA
Puri, sadar! Gak ada siapa-siapa di sana.
PURI
Panggil polisi, cepat!! Cepat turunkan Kak Rania dari sana!
Puri histeris, berusaha merangkak mendekat, namun ketakutan akan kedua mata Rania yang tertuju ke arahnya, membuat Puri mundur kembali.
Pak Min yang mendengar suara jeritan itu, langsung berlari masuk ke dalam.
PAK MIN
Mbak Puri, sadar, Mbak.
PURI
Pak Min, Kak Rania di sana, tolong turunin dia!
DAVA
Puri, sadar, gak ada siapa-siapa di sana.
Seketika, Puri jatuh pingsan yang langsung ditangkap Dava. Dava berusaha membangunkannya, menoleh ke sudut ruangan yang menjadi pusat histerisnya Puri, yang saat itu sama sekali tidak ada apa pun di sana. Bahkan seutas tali pun tak ada. Dava langsung menggendong tubuh Puri dan membawanya ke luar.