Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. RUANG MAKAN. SIANG
Dena meletakkan mangkuk sup ayam ke hadapan Puri yang baru saja mengambil nasi ke piringnya sendiri. Puri menghirup aroma sup ayam yang sangat dia sukai, lantas menuangkannya dengan sendok sup ke atas nasi di piringnya. Puri juga menambahkan ikan teri tempe sambal ke tepi piringnya.
PURI
Udah lama banget gak makan beginian!
DENA
(duduk di samping Puri)
Emangnya selama di Jakarta,
kamu gak pernah sekali aja masak sendiri?
PURI
(menggeleng)
Puri kan catheringan, Bu.
Mana sempat Puri masak
DENA
(menggeleng)
Bukan gak sempat, tapi malas bangun pagi.
Puri nyengir kuda, memasukkan suapan pertamanya. Dena tersenyum melihatnya.
DENA
Jadi, apa rencana selanjutnya?
Udah mutusin nyari kerja di sini?
PURI
(menggeleng)
Puri belum tau mau kerja apa, Bu.
Rasanya pengen istirahat dulu
DENA
Gak mau coba jadi guru lagi?
Puri menunduk, tampak sedih yang membuat Dena menyesal mengatakannya.
DENA
Ibu bukan ingin membuatmu
kembali teringat masa-masa kelam di Jakarta,
tapi ibu hanya merasa sayang
sama status kamu yang seorang guru. Sayang kalau dilepas.
PURI
Nanti Puri pikirkan lagi,
Puri masih males mikirnya, Bu.
Gak pa-pa ya kalau beberapa bulan ke depan,
Puri nyusahin ibu.
DENA
(mengacak rambut Puri)
Kamu itu anak ibu, ya gak pa-palah! Yang penting kamu di sini, sama ibu. Gak di kota orang lagi.
SFX. SUARA BEL DI STELING KACA JUALAN DENA.
DENA
Bentar!
(jerit Dena)
Ibu ngelayani pelanggan dulu ya. Kamu setelah ini cuci piring makannya dan istirahat. Oke?
Puri mengangguk. Dena melangkah pergi meninggalkan Puri yang kini menatap bingkai foto tergantung di dinding yang terdapat dirinya saat kecil, Dena, seorang pria dewasa dan seorang wanita berusia dua puluh tahunan.