Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
TraumatiQ
Suka
Favorit
Bagikan
3. Scene #3

INT. RUANG MAKAN. SIANG



Dena meletakkan mangkuk sup ayam ke hadapan Puri yang baru saja mengambil nasi ke piringnya sendiri. Puri menghirup aroma sup ayam yang sangat dia sukai, lantas menuangkannya dengan sendok sup ke atas nasi di piringnya. Puri juga menambahkan ikan teri tempe sambal ke tepi piringnya. 

PURI

Udah lama banget gak makan beginian!

DENA

(duduk di samping Puri)

Emangnya selama di Jakarta,

kamu gak pernah sekali aja masak sendiri?

PURI

(menggeleng)

Puri kan catheringan, Bu.

Mana sempat Puri masak

DENA

(menggeleng)

Bukan gak sempat, tapi malas bangun pagi.

Puri nyengir kuda, memasukkan suapan pertamanya. Dena tersenyum melihatnya.

DENA

Jadi, apa rencana selanjutnya?

Udah mutusin nyari kerja di sini?

PURI

(menggeleng)

Puri belum tau mau kerja apa, Bu.

Rasanya pengen istirahat dulu

DENA

Gak mau coba jadi guru lagi?

Puri menunduk, tampak sedih yang membuat Dena menyesal mengatakannya.

DENA

Ibu bukan ingin membuatmu

kembali teringat masa-masa kelam di Jakarta,

tapi ibu hanya merasa sayang

sama status kamu yang seorang guru. Sayang kalau dilepas.

PURI

Nanti Puri pikirkan lagi,

Puri masih males mikirnya, Bu.

Gak pa-pa ya kalau beberapa bulan ke depan,

Puri nyusahin ibu.

DENA

(mengacak rambut Puri)

Kamu itu anak ibu, ya gak pa-palah! Yang penting kamu di sini, sama ibu. Gak di kota orang lagi.

SFX. SUARA BEL DI STELING KACA JUALAN DENA.

DENA

Bentar!

(jerit Dena)

Ibu ngelayani pelanggan dulu ya. Kamu setelah ini cuci piring makannya dan istirahat. Oke?

Puri mengangguk. Dena melangkah pergi meninggalkan Puri yang kini menatap bingkai foto tergantung di dinding yang terdapat dirinya saat kecil, Dena, seorang pria dewasa dan seorang wanita berusia dua puluh tahunan. 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar