Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
TraumatiQ
Suka
Favorit
Bagikan
64. Scene #64

INT. RUANGAN RANIA DI SEKOLAH. PAGI

Puri membaca arsip milik Rania tentang data diri Mikha yang ternyata bernama sama dengan Likha. Puri mengarahkan tatapan ke Rahayu yang berdiri tertunduk di hadapannya. Pakaiannya sudah diganti dengan seragam guru yang masih tersisa di sekolah. Dan Likha, dia tampak kesal duduk di hadapan Puri membiarkan tubuhnya basah kuyup karena enggan berganti pakaian. 

Puri mengarahkan tatapan ke Dava yang berdiri di sampingnya bersama Pak Min. Puri menghela napas panjang, menatap Sita yang terus mengusap punggung sepupunya sembari berdiri di sampingnya.

PURI

Jadi itu tujuan kamu dan semua teman kamu mendaftar di sekolah ini, Likha?

LIKHA

Awalnya aku hanya ingin belajar di tempat Mikha belajar dulu. Tapi saat aku tau ada pembunuh Mikha di sini, niat itu berubah.

Puri mengalihkan pandangannya ke Rahayu.

PURI

Dan tujuanmu mendaftar sebagai guru di sini, karena merasa bersalah. Benar, Rahayu?

RAHAYU

Maafkan saya, Mbak. Saya bisa jelasin semuanya.

PURI

Silakan.

RAHAYU

Saat itu, saya benar-benar cemburu karea Ibu Rania malah memilih Mikha yang baru kelas dua SD untuk ikut perlombaan renang. Padahal selama bertahun-tahun, sayalah yang terpilih menjadi wakil dari sekolah. Saya tidak terima hal itu, dan....

LIKHA

Dan langsung memanas-manasinya dengan mengatakan dia tidak akan menang dan tidak layak ikut!!

Rahayu tertunduk. Ada penyesalan di wajahnya. Sita mencoba menenangkan Likha yang mulai terpancing emosi.

PURI

(menghela napas)

Jadi, apa yang kamu inginkan dari orang yang kamu anggap sebagai pembunuh Mikha?

LIKHA

Nyawa harus dibalas dengan nyawa.

Suasana seketika hening mencekam. Kedua mata likha seolah berapi-api saat mengatakannya. Rahayu tampak kaget, Dava menatap Puri, sedangkan Puri sendiri, menatap Likha datar.

PURI

Semuanya, tinggalkan aku dan Likha berdua. Sekarang!

Dava langsung mengajak Sita dan Rahayu ke luar, menutup pintu dari luar yang membuat Puri menghela napas sembari menyandarkan tubuhnya menatap ke lukisan Rania yang masih dia pajang di tempat yang sama.

PURI

Kamu tau siapa dia, Likha?

Likha mengalihkan pandangannya ke lukisan Rania.

LIKHA

Pemilik sekolah yang lama, kakak anda. Mati bunuh diri di ruang kelas tempat kami belajar. Saya benar, kan?

PURI

(menggeleng)

Dia bukan kakak saya, dia ibu kandung saya.

Likha kaget bukan main.

PURI

Dan saya baru tau kemarin. Dia mati di saat saya belum sempat memanggilnya dengan sebutan yang pantas untuk dia dengar.

(menghela napas)

Setelah saya tau bahwa Rahayulah yang menyebabkan kematian Mikha. Sebenarnya saya pun ingin sekali melakukan hal yang sama seperti yang kamu lakukan. Karena secara tidak langsung, dialah alasan utama Rania mengakhiri hidupnya. 

Puri mengarahkan sorot matanya ke Likha yang masih belum bisa berkata apa pun.

PURI

Mikha meninggal karena dia ingin membuktikan bahwa dia layak menjadi utusan sekolah. Sedangkan Rania, dia meninggal karena malu dengan kejadian yang bukan dia pelaku sebenarnya. Mana yang lebih menyakitkan untuk kita terima.

Likha menundukkan kepala.

PURI

Pikirkan saja dulu. Karena saya tau, akan sulit rasanya memaafkan orang lain apa lagi ini menyangkut nyawa orang yang kita sayangi.

Puri menggenggam tangan Likha sembari tersenyum, saat kedua mata Likha terarah padanya. 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar