Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. KAMAR TAMU RUMAH DAVA. PAGI
Dava baru saja menghubungi Rahayu di sekolah, memberitahukannya bahwa dirinya dan Puri tidak bisa masuk hari ini, lantas menatap Puri yang duduk di tepi tempat tidur sembari menghela napas panjang.
Puri terlihat kacau. Pembicaraan tadi malam jelas membuatnya terjaga semalaman. Tak henti-hentinya dia menangis. Ingin rasanya dia berlari ke rumah dan membongkar segalanya. Namun Verrel melarang. Akan terlalu sulit untuk diterima semua tetangga jika keributan terjadi di tengah malam seperti itu.
DAVA
Kamu sudah siap?
Dava duduk di samping tubuh Puri yang masih gemetar ketakutan
PURI
(menoleh, meneteskan air mata)
Ayah mana?
DAVA
Om Verrel lagi manasin mobil, kita berangkat sekarang?
PURI
Apa benar ayah menghubungi polisi dan Pak Min untuk hadir?
Dava sesaat terdiam, lantas mengangguk pelan.
DAVA
Ini sudah harus berakhir, Puri. Dan Ibu Dena, sudah sepantasnya menerima hukuman.
PURI
Tapi dia nenekku, aku gak mungkin tega melihatnya di penjara.
VERREL
Nenekmu tidak akan di penjara, tapi di rumah sakit jiwa.
(mendekat dan berlutut di hadapan Puri)
Dia sakit, Nak. Seharusnya sejak awal dia yang dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Bukan ayah. Tapi akibat ancaannya yang akan menyakitimu, ayah terpaksa mengikuti skenario yang dia buat. Agar kamu baik-baik saja.
(menghela napas)
Ayah sudah kehilangan bunda. Ayah gak mau kehilangan kamu waktu itu.
Puri menundukkan kepala, meneteskan air mata. Verrel menggenggam kedua tangan Puri.
VERREL
Kamu harus kuat. Kamu anak bunda yang kuat, sama seperti bunda kamu.
PURI
Bagaimana jika bunda tidak ada di sana?
VERREL
Ada, dia pasti masih ada di sana. Pak Dodit penjaga makam serinng datang ke rumah sakit jiwa mengunjungi ayah, dan dia selalu memberitahu segalanya apa pun yang dilakukan Dena saat dia ada di sana. Begitu juga dengan Pak Min yang selama ini, menjadi kaki tangan ayah. Makanya dia selalu berada di gedung sekolah itu.
PURI
Bukan karena Pak Min gak punya tempat tinggal?
VERREL
(menggeleng)
Karena kamu, demi melindungi kamu, Puri. Dia ingin terus mengawasi gerak gerik Dena. Termasuk menjaga peninggalan Rania yanng sudah kamu terima. Akta kelahiran dan surat dengan nama ayah di sana.
Puri terisak, Verrel memeluknya erat sedangkan Dava hanya mengusap punggungnya pelan.
VERREL
Kita berangkat sekarang, ya?
Puri mengangguk, menghapus air matanya lantas pergi ke luar dari kamar bersama Verrel dan Dava.