Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Dzikir Sebuah Cincin Retak
Suka
Favorit
Bagikan
65. SCENE 65 EXT, RUMAH CING INAH, TERAS, PAGI

*SETAHUN KEMUDIAN*

Hamid duduk sendiri di teras rumah cing Inah. Ia berkata dalam hatinya:

“H m m m m. Sepi sekali sendiri. Sudah sekian tahun aku hampir tak percaya lagi dengan semua wanita karena aku begitu kecewa. Benar-benar kecewa. (Ditatapnya cincin dari Murni yang masih ia simpan. Ia menatap retakan cincin itu). Cincin ini retak . . . ya. . . retak yang bisa jadi suatu simbol bahwa hubunganku dan Murni yang tak mungkin bersatu. Bukan itu saja, cincin ini juga yang mengingatkan agar aku menghadapi masalah harus hati-hati, tidak dengan emosi. Memukul lemari kayu hingga membuat cincin itu retak. Itu sama saja tindakanku yang kurang hati-hati terhadap Murni, dimana di hari ulang tahunnya aku berniat melepaskan diri darinya hanya karena aku belum berhasil. Semoga ini menjadi suatu dzikir yang selalu mengingatkanku dalam berbuat dan bertindak sekaligus pelajaran yang sangat berharga sepanjang hidupku.

Ah . . .mungkin ada baiknya aku menjalin tali silaturahmi dengan Lia. Beberapa kali aku sempat main ke sana, ya sekedar silaturahmi dan berbagi ilmu dengan Lia. Lagi pula selama ini yang kutahu, dia adalah gadis yang sederhana dan baik. Fade out

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar