Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Tampak anak-anak peserta pesantren kilat sedang berlatih percakapan dalam Bahasa Arab tentang perkenalan dan tegur sapa dengan cara berdiri berbaris berhadapan. Ada dua kelompok barisan di situ. Yadi dan Hamid mondar-mandir langkah demi langkah dengan pelan di tengah barisan sambil menyimak percakapan anggotanya:
Kelompok A: Shabahal khair
Kelompok B: Shabaahan-nuur
Kelompok A: Ahlan wa sahlan!
Kelompok B: Ahlan bika, syukron!
Kelompok A: kaifa haaluk?
Kelompok B: Alhamdulillah innii bikhoirin!
Tiba-tiba Yadi yang berdiri di samping berseru:
Yadi : Thahyib ayyuhal ikhwah!, Yakfi! Cukup!
Hamid :Na’am, nastamir yaumal ghad, insya Allah, besok kita lanjutkan. Sekarang boleh istirahat dan kembali ke mushalla. Kita tetap berjalan dengan tertib dipinggir jalan ya.
Para santri pesantren kilat segera menuju jalan raya dengan tertib. Yadi segera menuju barisan paling depan untuk memandu santri. Tampak Lia dan Fuji berjalan paling belakang. Lia menggandeng tangan Fuji dan mendekati Hamid;
Lia : Kak Hamid maaf, boleh bicara sebentar?
Hamid : Boleh Lia, kan sekarang acaranya santai
Lia : Kak Yadi itu orang Karawang juga kak?
Hamid : (melihat ke arah Yadi yang sedang membereskan peralatan mengajar) Bukan, dia orang Matraman, Jakarta.
Fuji : Oh, Jakarta. Pasti teman dekat kakak ya!
Lia : Iya, keliatannya akrab banget sih . . .
Hamid : ha ha ha! Iya dia memang teman dekat Kakak. Ya boleh dianggap teman seperjuangan, he he he!. Oh ya kalau kalian tinggal di mana?
Fuji : Kalau saya tinggal dekat dengan Masjid An-Nur
Hamid : lho itu kan deket!
Fuji dan Lia : ya emang deket kak! He he he!
Hamid : Kalo Lia?
Lia : Nah, aku ini tetangga Fuji
Hamid : Oh pantesan he he he!
Lia dan Fuji: Pantesan kenapa Kak?
Hamid : pantesan selalu berdua!
Lia dan Fuji: he he he Kakak bisa aja. . .
Tiba-tiba Yadi datang menghampiri mereka dengan berlari kecil:
Yadi : Ini anak-anak beloknya di gang depan kan Mid?
Hamid : Ya Yad, betul. Udah biarin aja. Udah deket!.
Yadi : Eh, ada Lia dan Fuji (senyumnya lebar)
Lia dan Fuji : iya Kak (tersenyum)
Lia : Oh ya Kak, saya ada tugas membuat teks pidato Bahasa Arab. Kalau Kakak tidak keberatan saya mohon bimbingannya.
Yadi : Boleh Lia, eh tapi buat kapan?
Lia : Besok kak, seharusnya dari kemarin saya bilang.
Yadi : Oh, ga apa-apa. Kapan dan dimana kita akan mengerjakannya?
Lia : Kalo memungkinkan sih siang ini kak. Gimana Fuji? Apa di rumah kamu?
Fuji :Boleh aja sih, eh tapi siang ini aku harus mengantar ibu ke pasar
Yadi :Astaghfirullah (terbelalak)
Lia dan Fuji ikut terbelalak dan menatap ke arah Yadi yang masing melotot. Langkah mereka berempat terhenti. Hamid menajamkan alisnya dan bertanya:
Hamid : Kenapa Yad?
Yadi : Ane baru inget Mid, ane harus ke Jakarta dulu siang ini. Bapak ane pesen sebelum ane ke sini. Katanya sih ada yang mu dibicarakan tentang kelanjutan pendidikan ane Mid. Ini hari Rabu kan?
Hamid : Ya, betul Yad!
Yadi : Nah, nanti kalau udah selesai urusannya, dan pesantren kilatnya masih ada, ane ke sini lagi.
Hamid : Yaah. . . kalo mu ke sini ya ke sini aja kali Yad, kapan aja ente mau.
Yadi : He he he , Ok deh. Berarti ente aja Mid sama Lia, kasihan besok tugasnya enggak selesai, lagi! Berarti di mana mengerjakannya?
Fuji : Wah kalo aku ga pergi sih di rumahku Lia. Apa di rumah nenek kamu aja? Kan di sana Cuma ada kamu sama nenek kan?
Hamid : Betul Lia?
Lia : Iya betul Kak, tapi . . .apa kakak tidak keberatan?
Hamid : Tidak apa-apa Lia. Kebetulan siang ini Kakak tidak ada kegiatan. M m m m. . . kalau mengerjakan di tempat kakak juga tidak mungkin, karena banyak anggota keluarga. Jadi..ya di tempat Lia aja.
Lia : Baik kak, makasih ya
Hamid mengangguk sambil tersenyum. Mereka terlihat terus berbincang. Suara makin samar, rombongan makin jauh dan belok ke sebuah gang menuju mushalla.