Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Dari jauh tampak Hamid (mengenakan kemeja putih lengan panjang bergaris dan celana panjang warna hitam, membawa tas ransel) turun dari angkot berjalan memasuki gang hingga sampai di sebuah rumah 2 lantai yang cukup besar bercat putih dengan daun pintu dan kaso berwarna coklat. Di depan rumah tersebut cukup banyak pepohonan sehingga terkesan sejuk. Hamid segera membuka sendal sepatunya yang berwarna hitam dan langsung menaiki lantai berwarna hijau lumut yang terlihat sangat bersih, seperti baru saja dipel.
Hamid : Tok! Tok! Tok! Assalamu’alaikum . . .
Seorang wanita setengah baya keluar. Tinggi sedang, berkulit putih mengenakan daster lengan panjang dan kerudung hitam, membuka pintu rumahnya. Dia adalah bibinya Hamid
Cing Inah: Wa’alaikum salam. . . . Eh, Hamid, baru nyampe, ama siapa ke sini?
Hamid : Sendiri Cing (sambil mencium tangan bibinya dan membetulkan tas yang sempat tergeser dari pundaknya)
Cing Inah: Ayo deh masuk! (menuju ke belakang untuk ke dapur)
(Hamid mengaguk, tersenyum. Mereka berdua masuk dan langsung duduk di ruang tamu dengan memilih sofa yang berada di sudut sebelah kiri dari pintu masuk. Tangga menuju lantai dua terbuat dari stainless yang mengkilap. Tepampang juga beberapa foto keluarga cing Inah di dinding dengan titik pasaang terpisah namun cukup rapi).
Hamid : Anak-anak kemana Cing?
Cing Inah : (keluar dari dapur membawa segelas teh) Itu dia, dari tadi ditungguin belom pulang-pulang juga. Bilangnya mah mu pada ke tempat Wa Rodin sekalian lebaranan. Oh iya, gimana belajarnya di sono? Di madiun apa di mana itu? apa udah lulus dari pondok Mid?
Hamid :Alhamdulilah Cing, ni baru aja lulus bulan puasa tahun ini, he he he
Cing Inah : Oh, syukur deh kalo begitu mah, yang di Kerawang pada sehat semuanya?
Hamid : Alhamdulillah Cing, semuanya pada sehat ga kurang suatu apa. (Cing Inah mengangguk tersenyum lebar sehingga ujung kedua matanya yang kanan dan kiri menyempit, wajahnya terlihat senang dan penuh rasa syukur)
Oh ya Cing, mungkin besok saya harus segera kembali ke pondok untuk mengabdi barang setahun
Cing Inah : Lha, udah mu balik lagi aja? Cepet amat? Baru nyampe, besok udah balik lagi. Bukannya udah lulus Mid??
Hamid : Iya Cing, emang udah lulus, tapi itu emang udah kewajiban masing-masing, setiap yang lulus dari situ harus mengabdi setahun Cing.
Cing Inah : m m m, yaudah deh kalo emang begitu peraturannya mah. Encing sih Cuma bisa ngedoain doang biar lancar urusannya, yang di sini kek, yang di sono kek, biar pada sehat. Kan kalo sehat mah bisa ketemu lagi ntar kalo liburan.
Hamid : Iya Cing bener tuh, amiin...(mulutnya tersenyum lebar)
Cing Inah : Diminum apa tuh tehnya mid, mumpung anget tuh. Kue lebaran tuh makanin masih ada. Lumayan daripada lu manyun hi hi hi... Ada biji ketapang, ada uli tuh, makanin!
Hamid : Ah, encing bisa aja! ha ha ha!
(Mereka larut dalam perbincangan)