Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Dzikir Sebuah Cincin Retak
Suka
Favorit
Bagikan
13. SCENE 13 EXT, PONOROGO, SORE

Tampak mobil minibus, Mitsubishi Colt 120 Ps warna hijau tua merapat ke pinggir jalan di jajaran toko-toko. Sekelompok pemuda berdasi turun dari mobil tersebut. Mereka adalah para guru yang baru saja mengajar. Tampak salah satu di antara mereka, Hamid, keluar dari mobil tersebut. Hamid segera bergegas masuk dan menemui seorang pemuda berbadan tegap, kulit bersih, mengenakan kaos lengan panjang berkerah warna biru-hitam yang sedang membungkus bakso dan memasukkannya ke dalam kantong plastik warna hitam dengan perlahan. Ia adalah teman Hamid di pondok juga. Kebetulan bertugas dan mengabdi di tempat yang sama. Ia bernama Yadi. Hamid langsung menegurnya:

Hamid : Gimana hari ini pembelinya Yad?

Yadi : Allahu akbar! A a ah.. . ente bikin kaget ane aja! (Sambil tersenyum dan mengikat kantong plastik). Ya alhamdulillah Mid, banyak juga yang beli hari ini. Ni masih ada yang minta dibungkus 4. Eh, ngomong-ngomong ada surat tuh, biasaa... !

Hamid : Maksud ente buat ane??

Yadi : Bukan Mid, buat ane! (ketus) Ya iyalaaah, buat ente, emang buat siapa? He he he

Hamid : Wuiih mantab, alhamdulillaaaah. (tersenyum lebar, kedua tangannya terangkat ke atas, lalu mengelus dadanya sambil memejamkan matanya) Makasih ya Yad! (menepuk pundak Yadi)

Yadi : Iya, sama-sama . . apa sih yang enggak buat ente? Asal ente bahagia ane dah seneng kok!

Hamid : Ya! ane percaya, ente emang sahabat yang asyik! He he he (sambil membalikkan tubuhnya)

Yadi : he he he he, bisa aja!

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar