Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Dzikir Sebuah Cincin Retak
Suka
Favorit
Bagikan
56. SCENE 56 EXT, RUMAH ASIH, KARAWANG, PAGI

Hamid sudah siap-siap dengan tas besarnya untuk kembali ke Jakarta. Ia berpamitan dengan Asih;

Hamid : Mi, aku berangkat dulu ya? Bibi dan Wahid kemana?

Asih : Ada di rumah Mang Mus

Hamid : Oh Yaudah, Hamid pamit dulu Mi, Hamid nitip ini Mi, surat terakhir buat Murni. Uang pensiunnya menyusul ya! (berusaha untuk senyum sambil menyerahkan amplop putih berisi surat Murni yang semalam ia buat)

Asih : Ya .a .a .a h . . payah deh, pensiun pake ditunda! Ha ha ha! (tertawa lebar diiringi tawa Hamid). Eh, enggak jadi buka pesantren kilatnya mang?

Hamid : Enggak Mi, Mau meditasi dulu! he he he!

Asih : OK, ga papa Mang, di sana juga banyak bunga-bunga yang harum dan wangi! He he he

Hamid : Iya Mi, udah dulu ya, assalamu’alaikum

Asih : Ya, hati-hati, wa’alaikumsalam

Hamid mendekati ojek dan langsung berangkat hingga ojek hilang di tikungan jalan.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar