Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Di Wartel, tampak Hamid sedang menelepon Murni. Berikut percakapan antara Hamid (Jakarta dan Murni di Restoran Pantai, Brunei)
INTERCUT:
Hamid : Assalamu’alaikum, bisa bicara dengan Murni
Murni : Wa’alaikumsalam, ya saya sendiri. Maaf dengan siapa ya?
Hamid : Ini ka Hamid Mur . . .
Murni : Ka Hamid . . . Ei kok tahu nomor telpon tempat Murni kerja?
Hamid : Iya, kebetulan waktu pesantren kilat saudaramu yang bernama Siti memberiku nomor telepon yang bisa aku hubungi.
Duh. . . ceritanya marah ni ye, sama kakak, he he he!
Murni : Hi hi hi. .(tertawa kecil). Enggak sih kak, tapi emang begitu keadaannya yang Murni ceritakan. Murni ga tahu harus bagaimana kak.
Hamid : Murni, perlu Murni ketahui, Deah itu sepupu kakak, tidak mungkin kakak sama dia Mur. Murni jangan marah ya, maafkan kakak jika surat kemarin kurang berkenan di hati kamu.
Murni : Iya kak, Murni ga marah, tapi Murni mohon jangan telpon-telpon Murni lagi dan jangan kirim-kirim surat lagi
Hamid : (diam sejenak, menajamkan alisnya seperti berpikir sesuatu) OK, kakak penuhi permintaanmu asal kamu tidak marah lagi sama kakak.
Murni : Ya, Murni tidak marah
Hamid melihat tagihan pulsa telepon umum sudah mencapai angka 30.000 (biaya yang cukup mahal di tahun 2001 itu). Bicaranya agak tergesa-gesa.
Hamid : Oh ya , kakak sudah mulai bekerja besok di Bintaro Plaza, menjaga kantin Mur. Kakak juga sudah mulai tes untuk mengajar di lembaga Bahasa Paragon Mur!
Murni : Alhamdulillah, syukurlah kalau begitu kak.
Hamid : Ya sudah Mur, kakak mau menyiapkan buat besok, assalamu’alaikum
Murni : Wa’alaikumsalam,