Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Dzikir Sebuah Cincin Retak
Suka
Favorit
Bagikan
12. SCENE 12 EXT, PONDOK, GEDUNG BELAJAR SANTRI, SIANG

Hamid mengenakan kemeja putih bergaris hitam tipis, dasi krem bercorak garis-garis coklat tua, celana hitam, membawa beberapa buku pelajaran, baru saja keluar kelas selesai mengajar santrinya. Langkahnya seperti tergesa-gesa seperti ada sesuatu yang segera ingin ia kerjakan. Namun langkahnya seketika terhenti ketika ia mendengar ada suara samar-samar memanggil namanya:

Suara : Hai Hamid, (suara samar) Hamid, tunggu sebentar!.. . (suara makin jelas).

Hamid menoleh ke arah sumber suara. Tampak pemuda tampan mengenakan pakaian hijau muda berdasi warna hitam dan celana hitam, yang tak lain adalah Akrom, sahabatnya sendiri.

Hamid : Hei Ustadz Akrom! Apa Kabar?

Akrom : Alaah pakai ustadz segala!, Alhamdulillah, baik. Mau kemana nih, kok kayaknya buru-buru amat?

Hamid : Iya nih, ana mu ngejar jemputan, harus segera kembali ke Ponorogo...

Akrom : O o oh, antum tugas di sana?

Hamid : Iya, betul, di warung bakso! He he he!

Akrom : Wah, mantap dong! He he he!. Kalo ana sih di sini, di unit percetakan!

Hamid : Ya alhamdulillah kalau begitu, kita sama-sama mengabdi di sini ya!

Akrom : Betul Mid!. Oh, ya, ngomong-ngomong ana belum makan siang nih, yuk kita makan!

Hamid : Syukron jiddan, silahkan antum makan, ada hal yang harus ana kerjakan di Ponorogo.

Akrom : Oh gitu, baik kalau begitu Mid, ilalliqa, assalamu’alaikum

Hamid : Wa’alaikumsalam,..

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar