Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Dzikir Sebuah Cincin Retak
Suka
Favorit
Bagikan
8. SCENE 8 EXT, MASJID DAN SEKITARNYA, PAGI

Pagi hari Idul Fitri. Suara takbir dari arah speaker yang berada di leher kubah masjid mendayu-dayu mengangungkan nama Sang Khaliq. Banyak orang yang shalat di Masjid. Jamaah shalat Ied memenuhi halaman masjid). Tidak lama kemudian orang-orang pulang dari masjid, saling bersalaman. Hamid berkeliling desa, hingga bertemu Murni di jalan bersama kawan-kawannya.

Hamid :Minal a’idin wal faizin Mur! (bersalaman sambil merapatkan kedua telapak tangannya dengan sopan, tanpa bersentuhan dengan tangan Murni. Begitu pula dengan Murni. Disusul dengan kedua orang temannya Murni dengan cara yang sama)

Murni :Ya Kak! Saya juga. (tersenyum)

Hamid :Oh ya Mur, insya Allah besok Kakak akan pergi ke rumah saudara Kakak yang di Jakarta dan dua hari selanjutnya Kakak harus kembali ke Pondok untuk mengabdi, tapi setelah lima bulan, Kakak kembali lagi ke sini untuk liburan

Teman Murni : Ehm! Ehm! (sambil tersenyum)

Murni :Ya Kak! Semoga lancar ya urusannya (tersenyum sambil merapikan kerudungnya yang berwarna putih)

Hamid :(Tersenyum) Kalau begitu, Kakak ke arah sana dulu ya, Oh ya, ini buku diary-mu, Assalamu’alaikum?

Murni dan kawan-kawan: Wa’alaikumsalam

Murni segera memasukkan buku diary-nya ke dalam kantong bajunya. Teman-temannya seperti bertanya sesuatu kepada Murni, namun ia memberi isyarat dengan menggoyang-goyangkan tangannya tanda tidak setuju sambil tertawa. Orang-orang di sekeliling mereka mondar-mandir saling bersalaman satu sama lain. Murni dan kedua temannya sempat bersalaman dengan beberapa orang yang lewat

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar