Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Dzikir Sebuah Cincin Retak
Suka
Favorit
Bagikan
24. SCENE 24 EXT, JALAN RAYA PONOROGO, MENJELANG MAGHRIB

Hari menjelang maghrib. Saat di jalan utama Hamid hendak menyalip motor Suzuki Shogun tahun 2000 warna silver yang ada di depannya, namun tiba-tiba saja motor itu belok ke kanan, Hamid hilang keseimbangan dan menabraknya. Hamid dan Yadi terpelanting jauh. Baju yang dikenakan Hamid terkoyak. Saat Hamid terpelanting, ia segera bangkit dan langsung mematikan mesin motor yang masih meraung dengan keras meskipun motornya sudah terguling. Warga berdatangan untuk menolong mereka. Ada yang menuntun motor ke pinggir jalan, ada yang memapah Hamid dan mengingatkannya bahwa ia tidak boleh berjalan sendiri dulu, karena dikhawatirkan lukanya tambah parah. Sebagian warga ada juga yang menolong pengendara lain yang motornya tertabrak Hamid. Hamid di bawa ambulan menuju rumah sakit. Tampak Hamid berada di dalam ambulan. Ia berkata dalam hati: “Ya Allah apakah ini menjelang akhir hidupku”. Terbayang olehnya wajah Murni dengan senyumnya yang benar-benar mengundang rasa rindunya untuk bertemu. Ingin sekali ia mencurahkan seluruh rasa rindunya dengan mengungkapkan berjuta rasa yang dirangkai dalam sebuah cerita. Ia menatap kosong ke arah langit-langit ambulan. Hamid tak sadarkan diri. Bunyi sirine dan adzan maghrib mengiringi kepergiannya ke rumah sakit.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar