Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Dzikir Sebuah Cincin Retak
Suka
Favorit
Bagikan
53. SCENE 53 INT, TOKO ASIH, BA'DA MAGHRIB

Asih sedang membuka-buka album foto di ruang tamu. Hamid iseng menghampiri kakaknya:

Hamid : Foto siapa itu Mi?

Asih : Foto Murni Mang, di Brunei. Mamang mu liat? Nih!

Hamid melihat-lihat foto Murni. Foto-foto yang sangat menarik dimana Murni dan teman-temannya tampak bersenang-senang di Brunei seperti jalan-jalan, canda serta tawa, serta banyak lagi yang lainnya. Hamid masih tenang saat melihat foto-foto Murni yang berjilbab, namun ia sempat terpengarah saat melihat beberapa foto di halaman belakang sebagian tampak beberapa di antaranya Murni sedang berpose dengan beberapa orang temannya dengan penampilan yang modern (celana levis elastis dan kaos warna pink setengah lengan) tanpa menggunakan jilbab. Mulut Hamid terbuka tanpa sepatah kata pun terucap. Alisnya tajam menatap foto-foto tersebut beberapa saat. Asih tampak memperhatikan tingkah Hamid yang agak aneh. Namun Asih masih memperhatikannya tanpa melontarkan sepatah kata pun. Terbayang oleh Hamid, Murni yang dulu saat ia masih di desa dengan gaya penampilan yang sederhana berkerudung dan mengenakan rok panjang sambil mengayuh sepeda tersenyum kepadanya. Kini seakan-akan foto-foto tersebut tidak lagi mencerminkan Murni yang dahulu dengan kesederhanaannya. Hamid langsung reflek menutup album foto tersebut. Asih bengong menatap Hamid:

Asih : Kenapa Mang?

Hamid : Eh, enggak Mi, aku merasa agak aneh dengan Murni. Perasaan dulu ia adalah gadis lugu.

Asih : Lho, emangnya sekarang enggak lugu lagi mang? He he he

Hamid : Ya . . . gimana ya, pokoknya aku merasa ada yang ganjil deh di sebagian penampilannya di foto itu.

Asih : Oh ya, aku punya info nih buat mamang, menurut dari sumber yang dapat dipercaya, . . .

Hamid : Tentang Murni??

Asih : (mengangguk dan tersenyum) Katanya sih Murni sudah punya pacar, orang Wadas.

Hamid : Hah??? Bener Mi?? (matanya terbelalak)

Asih : Ya begitu kabar yang aku terima mang. Tapi mudah-mudahan aku salah. Udah yuk kita tarawih dulu!

Hamid diam saja. Pandangannya tertuju pada sebuah gelas berisi air putih yang berada di atas meja. Ia menelan ludah lalu segera minum air di gelas tersebut. Fade out

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar