Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Dzikir Sebuah Cincin Retak
Suka
Favorit
Bagikan
38. SCENE 38 EXT, PERKOTAAN SLIPI, SIANG

Fade in:

Hamid berjalan sepanjang trotoar, baju kemejanya yang ia masukkan dengan rapi tampak mulai lusuh. Sesekali ia mencoba melamar dari kantor ke kantor, hingga akhirnya ia sampai di salah satu kantor, namun jawaban sama selalu di dapatkan yaitu “tidak ada lowongan”. Hamid menatap tingginya gedung-gedung pencakar langit yang tinggi menjulang. Hamid meletakkan telapak tangannya di atas dahinya karena silaunya matahari sambil mengerutkan dahinya. Ia kemudian menunduk dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu segera berangkat dan menghentikan angkot yang sedang melintas dan segera menaikinya. Hingga angkot sampai di salah satu kantor berikutnya. Hamid pun turun dari angkot tersebut dan menuju sebuah lembaga Bahasa Inggris. Tampak percakapan singkat antara Hamid dan pengurus dan diminta langsung menuju ruang pemimpin lembaga.

Pemimpin: Anda kami saya terima di lembaga ini, namun anda perlu mengikuti tes dulu ya

Hamid : Baik pak, kapan kira-kira tes itu akan dilaksanakan pak?

Pemimpin: Nanti pekan depan ya, jam 1 siang

Hamid : Baik pak, terima kasih. Kalau begitu saya pamit dulu (menjabat tangan pemimpin lembaga)

Hamid menuju jalan raya untuk pulang. Ia segera menyetop sebuah bus berwarna putih bertuliskan “steady safe” jurusan Terminal Kota -Lebak Bulus

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar