Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Dzikir Sebuah Cincin Retak
Suka
Favorit
Bagikan
17. SCENE 17 EXT, WARUNG BAKSO, PEKARANGAN BELAKANG, PAGI

Tampak di pekarangan belakang ruko bakso ada sebuah lemari kayu usang yang tak terpakai lagi. Di sudut pekarangan ada kandang burung merpati. Tidak jauh dari situ ada sebatang pohon mangga yang cukup besar. Di bawahnya tampak Hamid duduk termenung, kedua lengannya bertopang pada kedua lututnya. Ia menghela nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya dengan sedikit menahan udara di rongga mulut seperti ingin meniup sehingga kedua pipinya terlihat melembung. Tiba-tiba ia segera bangkit menghampiri lemari kayu yang usang dan mengarahkan tinjunya ke arah lemari tersebut hingga jebol. Tapi Hamid mendadak terbelalak, mulutnya ternganga seperti ada sesuatu yang mengenai tangannya. Ia mengarahkan pandangannya perlahan ke arah tangan kanannya. Ternyata ia baru ingat bahwa cincin yang diberikan Murni ada di tangan kanannya. Ya! Cincin itu ada di jari manisnya dan . . . cincin itu retak!. Hamid menepuk dahinya sambil meringis lalu menatap ke arah langit.

Fade out

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar