Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Ext,fade in:
Ombak kecil berkejaran diiringi dengan berjuta buih menari dan bergumul bersama ombak menuju tepian dan singgah di hamparan butiran pasir putih di Taoyuan. Suara hempasannya melantunkan lagu kedamaian sebagai persembahan untuk setiap insan yang menatapnya. Lautan yang tampak membiru seolah turut mewarnai kisah yang terjadi di pantai ini.
Establishing shot:
Restoran pantai yang indah di Taoyuan dengan beberapa orang yang masuk dan keluar restoran tersebut. Sepasang muda-mudi juga ikut meramaikan suasana restoran ini. Beberapa mobil mewah tampak parkir dengan rapi dan menghiasi restoran yang apik nan asri.
Int:
Beberapa pelayan restoran tampak hilir mudik melayani pelanggan yang sudah cukup ramai. Beberapa bos-bos Brunei yang gagah dan tampan berdatangan dari ujung pintu masuk dan kemudian segera menuju ke salah satu meja yang ada di restoran tersebut. Mereka memilih meja paling ujung agar mendapat view yang indah. Dari ruang bagian dalam, seorang gadis dengan usia sekitar tujuh belas tahunan keluar dari pintu ruang masak menuju meja tempat mereka duduk. Postur tubuhnya yang semampai menambah kecantikannya saat ia berjalan. Rok panjang span berwarna hitam dengan baju warna merah muda dan padanan jas warna merah cukup mengundang perhatian. Kerudungnya yang berwarna merah muda turut menghiasi keanggunan wajahnya. Siapa lagi kalau bukan Murni. Ia membawa nampan klasik terbuat dari kayu berwarna coklat tua dengan ukiran di setiap sisinya. Nampan tersebut berisi pesanan makanan khas laut serta minuman segar yang dipesan oleh konsumen. Gadis berkulit putih bersih itu menuju meja dimana para bos Brunei itu duduk.
Murni : Ini tuan lemon tea dan juz apelnya, dan ini hidangan makanan yang tuan pesan (sambil tersenyum menaruh beberapa gelas berisi minuman tersebut di atas meja).
Bos : Terima kasih (sambil tersenyum menatap wajah murni yang anggun berbalut kerudung berwarna merah muda)
Murni : Mengangguk pelan dan membalas senyumnya
Murni menuju ke belakang tempat mengolah makanan. Tiba-tiba ada salah seorang temannya bertanya:
Teman 1: Wah siapa tadi Mur?
Murni : Siapa? Yang mana sih?
Teman 1:Alaaah pura-pura tidak tahu nih nampaknya (dengan logat melayu)
Tadi tuh yang kamu antarkan minuman
Murni : Ooooh, ya pelanggan laah, konsumen kita
Teman 1: Iya, tpi di tadi melihat kamu terus lho, udah ganteng, kaya lagi! Hihihi..
Murni : Diih apa sih! Kamu itu terlalu berlebihan... Dia kan konsumen kita, ya jadi kita tetap berikan servis yang baik lah... Macam mana kamu nih! (sambil tertawa kecil. Giginya yang putih jelas terlihat)
Teman 2: Hei sudahlah, tak usah goda-goda Murni, dia tuh sudah punya pacar tau tak?
Tak percaye?? Tanya saja Murni tuh (sambil menyiapkan hidangan dan meletakkannya di atas nampan)
Teman 1: Oya ya? Woooww! (sambil memegang lap, melihat ke arah teman 2, membesarkan kedua bola matanya sambil mengangkat kedua alisnya, sementara kedua tangannya diletakkan di bawah dagunya sambil tersenyum, lapnya ikut tergantung dibawah dagu)
(Murni dan Teman 2 tertawa terbahak-bahak)
Teman 1: Lho kok malah tertawa sih, ada yang lucu?
Murni : Iya lah ha ha ha ha.....
Teman 2: Masak, lap ikut nempel di dagu ha ha ha ha!...
Teman 1: Ha ha ha iya ya....
Tapi aku percaya sih kalau Murni udah punya pacar, cantik mana mungkin tak ada yang suka, betul tak, Mur? (melihat ke arah Murni yang sedang menyiapkan minuman untuk konsumen)
Murni : (meletakkan gelas jus tinggi berisi juz alpukat dengan sedotan lengkung berwarna putih di atas nampan dan perlahan menoleh ke arah Teman 1 sambil tersenyum)
Yaaa doakan saja yang terbaik, rezeki, umur, jodoh di tangan Tuhan...
Teman 2: Tuuh dengar tak? (sambil membawa nampan ke ruang makan konsumen)
Teman 1: Iya siiiih....
Murni : Sudahlah, tak baik kita bicara terus, ayok kita lanjutkan pekerjaan
Teman 1: Mmmm... iyalaah... ayok!