Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Percakapan antar Hamid dan Murni, Ciputat dan Brunei:
INTERCUT:
Hamid : Assalamu’alaikum,
Murni : Wa’alaikumsalam, Restoran Pantai Tu Tong Ta, ya, ada yang bisa dibantu?
(CU:shoot kamera mulai dari angka-angka telepon perlahan ke arah wajah Murni)
Hamid : Dengan Murni?
Murni : Ya betul, kak Hamid ya?
Hamid : Ya Mur
Murni : Di. . h katanya janji ga telpon-telpon lagi.
Hamid : Iya sih, tapi perasaan kakak ga enak Mur. Kamu baik-baik aja kan?
Murni : Alhamdulillah, baik-baik aja, perasaan kakak aja kali yang ga enak. Malah Murni di sini jalan-jalan terus kak bareng temen-temen, hi hi hi (tertawa kecil, terkesan begitu percaya diri dan ceria. Di belakangnya tampak orang hiruk pikuk dengan kegiatan di restoran. Beberapa pelayan dari teman-teman Murni sibuk melayani konsumen dengan membawa nampan berisi pesanan)
Hamid : Oh, syukurlah kalau begitu. Murni kapan pulang?
(Suara lemah hilang rasa percaya diri. Di luar KBU tampak seorang lelaki paruh baya baru saja datang untuk menelpon. Ia melihat-lihat ke arah Hamid yang tengah menelpon)
Murni : Di. . .h ya entar kak. Masih lama mungkin. Ada kemungkinan kontraknya diperpanjang.
Hamid : (diam beberapa saat) Wadu. . . .h. Jangan lama-lama ya Mur. Kakak kangen banget sama kamu Mur...
Murni : Ya gimana lagi kak, Murni kan cuma karyawan di sini, hi hi hi.
Hamid : (diam beberapa saat, menghela nafas)
Pulsa telpon terus berjalan angkanya mencapai 25.000 rupiah
Murni : Halo . . ., halloooo.......kak!
(lelaki yang di luar KBU tampak itu mondar-mandir sambil sesekali menghisap rokok dan melihat ke arah Hamid menunjukkan kegelisahannya menunggu)
Hamid : Eh, oh iya Mur. . . sampe mana tadi
Murni : Wah ngelamun nih! Hi hi hi! Iya kak, Murni pulang masih lama. Udah kakak fokus aja kuliah ya!
Hamid : H m m m. . .yaudah, moga kamu cepat pulang ya Mur . . .
Murni : Ya, pokoknya kakak ga usah mikirin Murni ya, fokus aja kuliah
Hamid : Kalo begitu udah dulu ya Mur, assalamu’alaikum
Murni :Wa’alaikumsalam (kemudian menutup gagang telepon)
Hamid keluar ruang KBU, membuka pintu KBU dengan lemas. Lelaki paruh baya menunjukkan muka masam ke arah Hamid dan langsung masuk ruang KBU tempatnya menelepon Murni tadi
Hamid : Berapa mbak?
Penjaga wartel : 37.000 rupiah mas
Di dalam wartel, terdengar lagu WESTLIFE dengan judul "soledad".
Soledad, it’s a keeping for the lonely,
Since the day that you were gone,
Why did you leave soledad,
Time will never change the things you told me,
After all we meant to be,
Love will bring us back to you and me,
If only you could see . . .”
Hamid merogoh dompetnya dan mengeluarkan uang sejumlah 37.000 rupiah dan memberikannya kepada penjaga wartel. Yang tersisa kini hanya 3000 rupiah untuk naik angkot
Hamid : Ini mbak
Penjaga: Ya, ini kembalinya mas. Makasih
Hamid : Hamid memberi balasan dengan mengangguk dan meninggalkan tempat tersebut.
Di pinggir jalan raya Hamid berjalan lunglai. Ia berkata:
“Mengapa aku merasakan ada sesuatu yang lain pada diri Murni. Ia begitu ceria, penuh percaya diri. Apa pembicaraan dan keceriaannya di telepon cuma sandiwaranya saja. Apakah sebetulnya cintanya padaku telah benar-benar berakhir. H m m m m” (menghela nafas dalam-dalam. Ia berhenti pada sebuah tiang dan menempelkan dahinya pada tiang dengan mengganjalnya dengan kepalan tangannya).
Fade out