Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Dzikir Sebuah Cincin Retak
Suka
Favorit
Bagikan
31. SCENE 31 EXT, RUMAH ASIH, PAGI

Pesantren kilat sudah selesai. Hamid sudah siap-siap dengan tas hitam yang ia sampirkan di atas pundaknya dan satu kardus berisi buku dan perlengkapan. Hamid akan segera pergi ke Jakarta dan berpamitan dengan keluarganya.

Hamid : Bu, pesantren kilat sudah selesai, sekarang saatnya Hamid pergi ke Jakarta ya Bu, mohon do’a restunya

Ibu Hamid: Tentu nak, Ibu akan selalu mendoakanmu . . . (Hamid mencium tangan Ibunya dan Ibu mengelus kepalanya). Hamid juga berpamitan dengan Asih yang sedang menggendong Wahid, lalu mencium kening Wahid dan terkahir berpamitan dengan Bibinya Hamid. Oh iya, nanti insya Allah ibu akan tingal di rumah Cing Inah ya. Tapi waktunya belum ketahuan kapan.

Hamid : Oh begitu bu, alhamdulillah jadi sama ibu lagi nanti

Asih : Hati-hati ya Mang!

Bibi : Iya Mid, moga lancar ya!

Hamid : Iya Umi, Bibi, terima kasih, assalamu’alaikum,

Keluarga  : Wa’alaikumsalam,. . .

Hamid menghampiri ojek yang sudah menunggu dan segera menaikinya. Ojek segera melaju diiringi lambaian tangan Hamid ke arah keluarga Asih dan hilang di tikungan jalan.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar