Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Beberapa belas bulan kemudian.
116. INT. APARTEMEN RANI — BEGIN MONTAGE
Pemain: Rani
-Rani selesai mandi dan berdandan
-Rani sarapan dengan memakan sepotong sandwich dan secangkir teh
-Rani mengoperasikan laptop di meja makan dan memperbarui galeri situsnya
-Rani mengecek ponselnya
-Rani selesai sarapan dan beranjak menuju lemari untuk mengambil mantel karena di luar sedang turun hujan
-Rani membetulkan rambutnya di depan cermin yang menempel di lemari
-Rani beranjak ke dapur
-Rani mengambil segelas air ramuan yang sudah disaringnya dari panci
-Rani meminum ramuan itu sambil menjepit hidungnya dengan satu tangan
-Selesai minum ramuan, Rani menuju meja kerja di sudut ruang dan melihat foto-foto Ara yang ditempel di dinding
-Rani juga melihat sebuah tulisan yang ditempel di dinding yang berisi catatan resep ramuan yang ditulis Adipati dan bertandakan “Pati-mu”. Resep itu diselipkan Adipati di dalam tas Rani pada tahun baru saat itu
-Rani mengulas senyum karena efek ramuan itu bisa ia rasakan sekarang. Ramuan sama dengan yang pernah Adipati buatkan saat di Bandung
-Rani bergegas mengganti sandal dengan sepatu hak tinggi
-Rani meninggalkan apartemen
END MONTAGE
117. EXT. DI BACKSTAGE — SIANG
Pemain: Rani, Tita
Rani usai mengadakan acara fashion show yang sudah dipersiapkannya belakangan ini dengan para pekerja. Setelah para model tampil dengan diakhiri kemunculan Rani di akhir acara untuk mengucap sambutan, Rani merasa lega. Rani masih ada di backstage saat asistennya, Tita, menghampiri sambil membawa satu buah paket.
TITA
Mbak, ini ada kiriman buat Mbak.
RANI
Oh? Apa itu?
TITA
Aku juga pengen tahu.
Dalam hitungan detik, Rani dengan mudah mengelurkan isinya yang ternyata adalah sebuah foto. Itu adalah foto Ara yang tersenyum dengan memakai syal yang sama dengan miliknya. Rani jadi tahu siapa pengirim paket itu meski tidak ada identitasnya di sana.
Rani meminta patner kerjanya itu untuk tutup mulut sebelum kelepasan bicara, karena hanya Tita satu-satunya orang di tempat kerjanya yang tahu tentang Ara.
Tita menatap Rani dengan menyelidik dan meledek. Tak ada waktu menanggapi godaan Suni. Pikiran Rani lebih terpusat pada si pengirim foto yang ia yakini adalah Adipati.
Rani langsung pergi tanpa pamit.
CUT TO.
118. EXT. DI TEMPAT PARKIR — SIANG
Pemain: Rani, Tita, Adipati
Rani agak terengah-engah sesampainya di tempat parkir. Ia ingin tahu apakah benar dugaannya bahwa Adipati yang mengirimkan paket itu dan datang ke acara fashion show yang diadakannya tadi.
Adipati yang baru akan menjalankan mobilnya, tertahan di tempat parkir begitu melihat Rani muncul di depan mobilnya.
Pandangan mata Rani menyisir seluruh sudut, tapi tak menemukan satu orang pun di sana. Semakin lama, suaranya semakin bergetar menyadari sebuah rasa menggebu di balik dada. Rani menunduk lesu.
Ketika Rani mengangkat pandangannya kembali, ia tertegun menyadari mobil berwarna kuning yang terparkir tepat di depannya bersama kendaraan yang lain. Tentu saja langsung mengingatkannya pada mobil milik kantor Adipati yang kerap dikendarai pria itu.
Adipati mulai panik, khawatir Rani sudah menyadari keberadaannya, sedangkan ia merasa belum siap menemuinya.
Sembari mengernyit, pelan-pelan Rani membawa kakinya mendekat. Ia memperjelas penglihatannya, mencoba menembus kaca mobil di bagian depan. Rani seakan telah menyadari ada seseorang di dalam mobil dan tengah mengawasinya.
Adipati bernapas lega.
CUT TO.
118. INT. DI KANTOR (RUANGAN RANI) — SORE
Pemain: Rani, Tita, Pelanggan
Rani masih melamunkan sosok misterius pengirim paket. Rani terus mengingat Adipati.
Rani mengangkat kepalanya yang sudah hampir tiga puluh menit berpangku tangan sambil menciumi syal merah muda hadiah dari Adipati. Ia selalu berharap di sana Ara pun melakukan hal yang sama untuk menumpas kerinduan yang tak pernah berujung. Rani pun lantas mulai turut memeriksa penjualan di situs toko online-nya pada layar laptop yang ditunjukkan Tita.
Rani merasa takjub karena ini adalah pencapaian yang bagus untuknya selama berkarier. Rani melihat nama pemilik akun yang memborong semua karyanya.
Rani manggut-manggut masih sambil termangu-mangu.
Tanpa diduga, Tita mengambil telepon dan menekan-nekan nomor. Tita memberikan gagang telepon milik kantor yang telah terhubung dengan pelanggan tersebut.
Terdengar suara serak seorang pria otomatis menegakkan punggung Rani yang semula malas. Ia harus bersikap profesional.
Tiba-tiba mengajukan permintaan di luar aturan, pria bersuara dingin itu mencengangkan Rani. Tidak pernah terjadi sebelumnya, tidak pernah ada pelanggan yang selancang itu padanya.
Rani menghela napas. Demi bisa menggaji para tim dan memberikan bonus untuk kerja keras mereka dalam peragaan busana kemarin, Rani pun tak kuasa menolak.
Rani mengakhiri percakapan dengan si pelanggan barunya. Sungguh sebuah keberuntungan. Selama bertahun-tahun ia berkecimpung di dunia bisnis dan belajar di bidang marketing demi dapat meraup keuntungan dan kejayaan, akhirnya kini masa itu tiba.
Tita mengangguk yakin.
Tita tampak memikirkan apa yang Rani risaukan sejak mendapat paket mistrius tersebut.
CUT TO.