Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Tali Pati Rani
Suka
Favorit
Bagikan
37. TPR skrip #37

Beberapa belas bulan kemudian.

116. INT. APARTEMEN RANI — BEGIN MONTAGE

Pemain: Rani

-Rani selesai mandi dan berdandan

-Rani sarapan dengan memakan sepotong sandwich dan secangkir teh

-Rani mengoperasikan laptop di meja makan dan memperbarui galeri situsnya

-Rani mengecek ponselnya

-Rani selesai sarapan dan beranjak menuju lemari untuk mengambil mantel karena di luar sedang turun hujan

-Rani membetulkan rambutnya di depan cermin yang menempel di lemari

-Rani beranjak ke dapur

-Rani mengambil segelas air ramuan yang sudah disaringnya dari panci

-Rani meminum ramuan itu sambil menjepit hidungnya dengan satu tangan

-Selesai minum ramuan, Rani menuju meja kerja di sudut ruang dan melihat foto-foto Ara yang ditempel di dinding

-Rani juga melihat sebuah tulisan yang ditempel di dinding yang berisi catatan resep ramuan yang ditulis Adipati dan bertandakan “Pati-mu”. Resep itu diselipkan Adipati di dalam tas Rani pada tahun baru saat itu

-Rani mengulas senyum karena efek ramuan itu bisa ia rasakan sekarang. Ramuan sama dengan yang pernah Adipati buatkan saat di Bandung

-Rani bergegas mengganti sandal dengan sepatu hak tinggi

-Rani meninggalkan apartemen

END MONTAGE


117. EXT. DI BACKSTAGE — SIANG

Pemain: Rani, Tita

Rani usai mengadakan acara fashion show yang sudah dipersiapkannya belakangan ini dengan para pekerja. Setelah para model tampil dengan diakhiri kemunculan Rani di akhir acara untuk mengucap sambutan, Rani merasa lega. Rani masih ada di backstage saat asistennya, Tita, menghampiri sambil membawa satu buah paket.


TITA

Mbak, ini ada kiriman buat Mbak.


RANI

Oh? Apa itu?


TITA

Aku juga pengen tahu.


Dalam hitungan detik, Rani dengan mudah mengelurkan isinya yang ternyata adalah sebuah foto. Itu adalah foto Ara yang tersenyum dengan memakai syal yang sama dengan miliknya. Rani jadi tahu siapa pengirim paket itu meski tidak ada identitasnya di sana.


TITA
Woah ... dia, kan?


Rani meminta patner kerjanya itu untuk tutup mulut sebelum kelepasan bicara, karena hanya Tita satu-satunya orang di tempat kerjanya yang tahu tentang Ara.

RANI
Ssst!

TITA
Udah makin besar dia, Mbak. Cantik banget!
Tapi nggak mirip Mbak Rani, kok.

RANI
Dia emang mirip ayahnya, tapi cantiknya tetap dari aku.

TITA
Euh, tetep deh nggak mau ngalah!

RANI
(nyengir)
Tita, apa kamu tahu gimana wajah si pengirimnya?

TITA
Enggak. Petugas penjaga keamanan yang menerimanya, Mbak. Tapi katanya, orang itu mengenakan setelan jas dan juga ganteng. Mbak kenal? Siapa si ganteng itu, hm?


Tita menatap Rani dengan menyelidik dan meledek. Tak ada waktu menanggapi godaan Suni. Pikiran Rani lebih terpusat pada si pengirim foto yang ia yakini adalah Adipati. 


RANI
Kira-kira apa dia udah jauh sekarang?

TITA
Mungkin masih di tempat parkir.


Rani langsung pergi tanpa pamit.

CUT TO.


118. EXT. DI TEMPAT PARKIR — SIANG

Pemain: Rani, Tita, Adipati

Rani agak terengah-engah sesampainya di tempat parkir. Ia ingin tahu apakah benar dugaannya bahwa Adipati yang mengirimkan paket itu dan datang ke acara fashion show yang diadakannya tadi.


RANI
Pati?!
(memanggil sambil mencari)
Pati!


Adipati yang baru akan menjalankan mobilnya, tertahan di tempat parkir begitu melihat Rani muncul di depan mobilnya.


ADIPATI (V.O)
Rani?
(Bergeming mengawasi Rani dari belakang setir)


Pandangan mata Rani menyisir seluruh sudut, tapi tak menemukan satu orang pun di sana. Semakin lama, suaranya semakin bergetar menyadari sebuah rasa menggebu di balik dada. Rani menunduk lesu.


Ketika Rani mengangkat pandangannya kembali, ia tertegun menyadari mobil berwarna kuning yang terparkir tepat di depannya bersama kendaraan yang lain. Tentu saja langsung mengingatkannya pada mobil milik kantor Adipati yang kerap dikendarai pria itu.


Adipati mulai panik, khawatir Rani sudah menyadari keberadaannya, sedangkan ia merasa belum siap menemuinya.


Sembari mengernyit, pelan-pelan Rani membawa kakinya mendekat. Ia memperjelas penglihatannya, mencoba menembus kaca mobil di bagian depan. Rani seakan telah menyadari ada seseorang di dalam mobil dan tengah mengawasinya.


TITA
Mbak!
(datang mengurungkan niat Rani) 
Ketemu orangnya?

RANI
Enggak.

TITA
Manajer dari perusahaan MJ Grup ingin ketemu sama Mbak Rani. Mereka mau buru-buru pulang, Mbak.

RANI
Oh, ya udah ayo kita ke sana!


Adipati bernapas lega.

CUT TO.


118. INT. DI KANTOR (RUANGAN RANI) — SORE

Pemain: Rani, Tita, Pelanggan

Rani masih melamunkan sosok misterius pengirim paket. Rani terus mengingat Adipati. 


TITA
(berseru riang)
Mbak! Lihat deh, semua gaun kita di show kemarin terjual habis!


Rani mengangkat kepalanya yang sudah hampir tiga puluh menit berpangku tangan sambil menciumi syal merah muda hadiah dari Adipati. Ia selalu berharap di sana Ara pun melakukan hal yang sama untuk menumpas kerinduan yang tak pernah berujung. Rani pun lantas mulai turut memeriksa penjualan di situs toko online-nya pada layar laptop yang ditunjukkan Tita.

RANI
Serius kamu, Ta?

TITA
Iya, Mbak! Bahkan beberapa stok di situs kita juga diborong semua oleh orang yang sama!

RANI
Woah, dia pasti orang kaya!


Rani merasa takjub karena ini adalah pencapaian yang bagus untuknya selama berkarier. Rani melihat nama pemilik akun yang memborong semua karyanya.

RANI
(membaca nama di layar)
Hot Daddy? 
Apa dia seorang ayah?

TITA
Mungkin. Lihat alamat pengirimannya, Mbak! Aku udah cek dan ternyata ini adalah alamat sebuah perusahaan properti.


Rani manggut-manggut masih sambil termangu-mangu.

RANI
Mungkin dia akan menghadiahkannya untuk seluruh karyawannya di sana.

TITA
Itu berlebihan deh, Mbak. Baik banget kalau sampai itu bener.


Tanpa diduga, Tita mengambil telepon dan menekan-nekan nomor. Tita memberikan gagang telepon milik kantor yang telah terhubung dengan pelanggan tersebut.

TITA
Ini, Mbak Rani ngomong deh sama dia. Aku menghubunginya langsung karena dia mengirim chat untuk menanyakan proses pengirimannya.


Terdengar suara serak seorang pria otomatis menegakkan punggung Rani yang semula malas. Ia harus bersikap profesional.

PELANGGAN
Ya?

RANI
Selamat siang.

PELANGGAN
Ehem.

RANI
Ada yang bisa kami bantu terkait pesanan Anda? Sebelumnya, kami dari tim Ara Fashion mengucapkan terima kasih banyak karena sudah berbelanja di toko online kami.

PELANGGAN
Ah, ya. Kapan barangnya bisa dikirim?


RANI
Hari ini juga. Kurir kami akan mengantarnya dua jam lagi.

PELANGGAN
Kurir? Saya tidak mau.

RANI
Apa?


PELANGGAN
Saya ingin perancangnya sendiri yang datang mengantarkan pesanan saya. Dia harus menjelaskan detail bahan setiap rancangan, model dan inspirasinya.


Tiba-tiba mengajukan permintaan di luar aturan, pria bersuara dingin itu mencengangkan Rani. Tidak pernah terjadi sebelumnya, tidak pernah ada pelanggan yang selancang itu padanya.


TITA
(berbisik)
Kenapa?

RANI
(menjelaskan dengan nada lirih)
Dia ingin aku sendiri yang mengantarkan semua pesanannya!

TITA
Mbak nggak ada acara, kan hari ini? Setuju aja, Mbak, uang di depan mata!


Rani menghela napas. Demi bisa menggaji para tim dan memberikan bonus untuk kerja keras mereka dalam peragaan busana kemarin, Rani pun tak kuasa menolak.

RANI
Baiklah, saya akan datang ke tempat yang tercantum di alamat pengiriman dua jam lagi.


Rani mengakhiri percakapan dengan si pelanggan barunya. Sungguh sebuah keberuntungan. Selama bertahun-tahun ia berkecimpung di dunia bisnis dan belajar di bidang marketing demi dapat meraup keuntungan dan kejayaan, akhirnya kini masa itu tiba. 

RANI (V.O.)
Demi bisa memberikan bonus untuk timku, aku harus turun tangan. Semoga aja ini menjadi awal yang baik dan mudah-mudahan semua ini akan bertahan lama.

TITA
(menegur)
Mbak, kenapa kayak nggak senang gitu?


RANI
Oh? Apa aku kelihatan begitu menurut kamu?


Tita mengangguk yakin. 

TITA
Apa Mbak masih mikirin siapa orang yang mengirim foto Ara? Kalau menurut dugaanku, dia pasti ayahnya!


RANI
Udah pasti foto itu darinya. Tapi apa mungkin dia juga yang mengantarnya ke gedung? Kalau itu benar, kenapa dia nggak mau menemuiku secara langsung?


Tita tampak memikirkan apa yang Rani risaukan sejak mendapat paket mistrius tersebut. 

TITA
Mungkin ... dia takut sama Mbak.

RANI
Apa maksud kamu takut?


TITA
Mbak Rani kan galak banget kalau sama lelaki mana pun! Hehe ....

RANI
Aku sedang nggak ingin bercanda, ya, Tita!

CUT TO.


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar