81. INT. DI DALAM MOBIL — SORE
Pemain: Adipati, Wira, Rani, Ara.
Adipati menerima telepon dari putrinya sambil menyetir mobil sportnya yang berwarna kuning. Ponsel diletakkan di depan setir, loudspeaker diaktifkan.
Ara
(Protes)
Papa, kenapa lama banget perginya?
Adipati
(Merayu)
Ini Papa lagi dalam perjalanan pulang, Sayang. Beberapa hari nggak ke kantor, pekerjaan Papa jadi numpuk.
Ara
Ara dan Mama udah nggak sabar pengen pergi jalan-jalan, Pa.
Adipati
Iya, Papa sebentar lagi sampai.
Ara
Papa bawa mobil?
Adipati
(Menggoda)
Iya, dong. Papa akan pergi sama perempuan-perempuan cantik, kan?
Terdengar suara tawa Ara dan Rani di ponsel bersamaan.
Ara
Cepat datang, Papa!
Adipati
Iya, Sayang. Ini Papa udah deket. Sabar, ya. Bilang sama mama kamu untuk nggak melupakan apa pun. Begitu Papa sampai, kita akan langsung berangkat!
Rani
(Menyahut ketus)
Tenang aja, aku udah tiga kali membetulkan riasanku, kok.
Adipati tertawa. Tiba-tiba muncul seseorang dari bahu jalan yang kebetulan Adipati lewati. Rem pun ia injak secara mendadak. Namun meski telah berhasil menghentikan laju, tabrakan pun tak dapat dihindari lantaran jarak mereka terlalu dekat. Si pejalan kaki terserempet badan mobil, badannya berputar lalu tersungkur ke aspal.
Adipati
(Memekik kaget)
Oh!
Sampai beberapa detik, Adipati masih tercengang-cengang dengan napas terengah-engah.
Rani
(Di telepon)
Pati? Ada apa? Apa kamu baik-baik aja?
Adipati
(Mengerjapkan mata)
Aku tutup teleponnya, ya. Aku akan segera pulang.
Adipati bergegas turun dan menolong sang korban yang tergeletak di samping mobilnya. Ternyata seorang pria.
Adipati
Astaga! Maaf, maaf, saya nggak sengaja! Anda tiba-tiba muncul dan saya tidak melihat. Apa Anda terluka?
Korban
Untungnya tidak.
Sambil panik, Adipati berlutut memeriksa kaki dan tangan pria tersebut, juga bagian punggung. Walaupun dia masih sanggup duduk dan bersuara, Adipati tetap belum merasa tenang.
Adipati
Apa Anda yakin? Saya bisa mengantar Anda ke rumah sakit. Saya yang akan bertanggung jawab.
(matanya terus memeriksa sampai pria bermantel panjang tebal itu berdiri, dan Adipati mengikutinya)
Korban
Tidak, tidak usah, saya nggak apa.
Adipati
(Merasa bersalah)
Saya sungguh minta maaf, saya nggak seng—
(kalimatnya terputus, matanya terpaku pada wajah korban tabraknya)
Dahi Adipati mengerut, merasa tidak asing melihat pria itu. Kemudian matanya membeliak, menyadari itu adalah Wira.
Wira
Lain kali berhati-hatilah saat menyetir. Sebaiknya menepilah kalau sedang mengoperasikan ponsel.
(Melirik ponsel di tangan Adipati)
Adipati
Ya, ini adalah kecerobohan saya.
Wira berlalu dari hadapan Adipati yang merasa tidak tenang. Dia memperhatikan Wira yang berjalan semakin jauh, lalu Adipati menyadari jalannya yang agak timpang. Adipati pun lekas masuk ke mobil kembali dan mengikuti Wira yang berjalan kaki di pinggir trotoar
Adipati
(Mencegah Wira)
Masuklah, saya akan mengantarmu!
Wira menoleh.
Wira
(Menolak kalem)
Tidak usah, saya sudah dekat dengan tujuan.
Adipati
Sepertinya kakimu cedera. Ayolah, kalau kamu nggak ingin saya mengantarmu ke rumah sakit, biar saya mengantarmu sampai ke tempat tujuanmu.
Wira
(Berpikir sejenak)
Baiklah kalau kamu memaksa.
Wira masuk ke mobil dan duduk di jok sebelah kemudi.
Wira
Ah, iya! Saya Wira, dari Jakarta.
Adipati
(Tersenyum)
Saya Adipati.
Wira
(Menatap heran Adipati)
Apa sebelumnya kita pernah ketemu, ya? Saya merasa wajahmu nggak asing.
Adipati tertegun, lantas pura-pura tersenyum.
Adipati
Saya lahir dan tinggal di sini sejak kecil. Apa kamu juga?
Wira
Ah, enggak. Mungkin perasaan saya saja. Saya baru kemarin tiba di sini. Kebetulan tadi mobil saya mengalami masalah di tengah jalan, jadi saya akan mencari rental untuk menyewa.
Adipati
Oh.
Wira
(Menunjuk rental di depan jalan raya yang dilintasi)
Nah, itu dia tempatnya!
Adipati pun menurunkannya di sana.
Wira
(Melongokkan wajah di jendela mobil)
Terima kasih untuk tumpangannya.
Adipati
Senang berkenalan denganmu
(Masih duduk di belakang kemudi)
Ngg, kalau boleh saya tahu ... ada urusan apa kamu di sini?
Wira mengernyit.
Adipati
(Buru-buru memberikan alasan untuk pertanyaan lancangnya)
Engg, kamu tadi bilang dari Jakarta, kan? Mungkin saja di lain waktu kita bertemu lagi dan bisa minum bersama. Saya ... masih nggak tenang membiarkan kakimu terluka.
Wira
(Tersenyum)
Ah, iya. Saya ke sini untuk mencari seseorang.
Adipati menahan napas.
Wira
Kamu nggak usah khawatir. Ini bukan masalah besar, saya akan pulih dalam satu atau dua jam ke depan.
Adipati
(Mnggut-manggut)
Baiklah kalau begitu.
Wira
Sampai jumpa lagi, ya.
Adipati
Ah, iya.
Cut to.
82. EXT. DEPAN PAGAR RUMAH — SORE
Pemain: Adipati, Rani, Ara
Adipati langsung disambut Ara saat memarkirkan mobilnya di depan gerbang rumah. Ara meloncat girang.
Ara
Yeay, Papa datang! Ayo kita jalan-jalan!
Adipati keluar dari mobil.
Rani
(Mengamati mobil mewah Adipati)
Mobil siapa yang kamu bawa ini?
Ara
Mama, ini mobil Papa! Papa juga masih punya yang lainnya.
Rani
(Kaget)
Oya?
Adipati
(Tertawa)
Dasar anak kecil. Ini milik kantor.
Ara
Ayo, Pa, kita pergi jalan-jalan!
(Menarik-narik tangan ayahnya)
Adipati merenung, mengingat pertemuannya dengan Wira tadi.
Adipati
Engg? Sepertinya kita nggak jadi pergi.
Ara
(Kecewa)
Lho? Kenapa, Pa?
Adipati mencari alasan supaya mereka tidak jadi keluar rumah karena takut Rani akan bertemu Wira di luar.
Adipati
Perut Papa lagi sakit.
(Mengelus-elus pertunya)
Rani
Kenapa perut kamu?
Adipati
Mungkin cuma masuk angin.
(Menoleh ke arah Ara yang cemberut)
Maafin Papa ya, Sayang? Lain kali saja jalan-jalannya.
Rani
Kalau begitu biar Ara dan aku aja yang pergi. Aku bisa nyetir sendiri.
Wajah Ara langsung kembali ceria
Ara
Iya, Ma, ayo!
Adipati
(Panik)
Nggak, nggak, nggak boleh! Di luar cuacanya lagi nggak bagus. Mendung, gelap, mau hujan kayaknya.
Kita nggak akan ke mana-mana, kita main di rumah aja.
Ara kembali murung.
Adipati
Papa janji akan bawain banyak makanan dan mainan untuk Ara besok.
Rani
(Melipur Ara)
Jangan bersedih ya, Sayang. Dengerin apa kata papa kamu.
Ara
Ya sudah.
Adipati
Aah, anak Papa memang baik hati!
Hingga malam tiba, Adipati masih memikirkan pertemuannya dengan Wira. Ia tidak menceritakannya pada Rani karena banyak pertimbangan.
CUT TO.