Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
120. EXT. DEPAN UNIT APARTEMEN RANI — MALAM
Pemain: Rani, Adipati
Rani tak bisa berhenti memikirkan Adipati yang benar-benar bertingkah di luar dugaan setelah satu tahun lebih mereka tak bertemu. Rani terus mengeluarkan umpatan dalam perjalanan menuju unit apartemennya. Melewati lorong koridor dengan senyuman geli.
Rani langsung menoleh, dan betapa terkejutnya ia melihat Adipati yang sedang dipikirkannya sudah ada berdiri di depan unitnya pula!
Tiba-tiba berputar arah, Adipati semakin membuat mata Rani membeliak dengan menghampiri pintu unit di depan unit Rani. Adipati menekan beberapa nomor di gagang pintu digital itu—yang dilengkapi dengan kunci berkode digital, sama seperti yang terpasang di pintu apartemen Rani. Dalam hitungan detik, pintu kamar itu otomatis terbuka.
CUT TO.
121. EXT. DEPAN UNIT APARTEMEN ADIPATI — MALAM
Pemain: Rani, Adipati
Dalam keadaan shock dan penasaran, Rani mendekat, menyerobot keberadaan Adipati. Secara lancang dirinya mendorong pintu unit apartemen yang memang sebelumnya tidak berpenghuni itu, hingga terbuka lebar. Matanya menjelajahi seisi ruangan dengan desain dan perabotan yang nyaris sama persis dengan kamarnya.
Seakan tahu apa yang Rani cari, Adipati menceletuk.
Rani seketika kecewa.
CUT TO.
122. EXT. DEPAN UNIT APARTEMEN RANI — MALAM
Pemain: Rani, Adipati
Cepat-cepat Rani masuk ke unit apartemennya sebelum Adipati kembali mendesaknya untuk sesuatu yang sebenarnya Rani tidak siap menghadapinya.
Rani mengganti sepatunya dengan sandal di sebuah rak kecil di dekat pintu. Belum sempat ia melangkah, bel pintu unitnya berbunyi dua kali. Rani gegas kembali dan mengecek dengan video interkom, beserta monitor tujuh inci yang terpasang di balik pintu. Terngaga mulutnya mendapati Adipati melambai-lambaikan tangan di depan kamera.
Tak bisa abai, Rani pun membiarkan pintunya terbuka.
Rani pun membuka pintunya lebar-lebar, kemudian beranjak ke meja dapur. Tak tanggung-tanggung, satu toples persediaan gula diberikannya langsung pada Adipati.
Rani menyodorkan toples ke dada pria itu, dan Adipati langsung menangkapnya sebelum benda itu merosot.
Mencoba bersabar, Rani kembali ke dapur dan Adipati malah menyusulnya tanpa izin.
CUT TO.
123. INT. DI DAPUR DI UNIT APARTEMEN RANI — MALAM
Pemain: Rani, Adipati
Rani tak terlalu peduli saat Adipati berani masuk tanpa izin dan mengekorinya hingga ke dapur.
Rani menyodorkan setoples kopi ke dada Adipati yang sigap menangkapnya dengan satu tangan. Kini pria itu memeluk dua toples di dadanya.
Rani terpegun menatap gusar pria itu di hadapannya. Sekarang jelas sudah apa tujuannya datang bertamu. Rani pun akhirnya mengalah. Rani mengambil kembali kedua toples di dekapan Adipati, beranjak ke dapur untuk memasak air.
Sambil meracik kopi dan gula di sebuah cangkir, sesekali Rani mencuri pandang. Adipati tampak berjalan-jalan menjelajahi apartemen Rani, seperti petugas yang sedang memeriksa setiap benda apa pun yang menarik perhatian mata untuk diselidiki.
Rani mendengkus dengan kedua bola mata yang naik.
Rani mengernyit beralih pandang pada pria itu.
Rani terkejut. Rani tidak pernah tahu jika apartemen yang ditempatinya selama satu tahun ini adalah milik Adipati. Ia masih tidak bisa percaya ini!
Melihat Rani meragukannya, Adipati memaku pandangannya seraya berkacak pinggang.
Rani memberikan cibiran.
Adipati memulai ceritanya, tapi wanita itu hanya cemberut karena tersinggung.
Usai menuang air mendidih ke dalam cangkir, pelan-pelan Rani mengaduknya sambil terus memasang pendengaran.
Rani tak dapat menahan kepalanya untuk tidak melihat wajah pria itu. Kedua tangan Adipati dimasukkan ke dalam dua saku celananya, sedangkan matanya terangkat menatap langit-langit kamar, seolah membayangkan kembali masa-masa sulitnya.
Rani menatap Adipati takjub dan terharu.
Rani tak mau pusing menanggapinya. Adipati kembali mengelilingi apartemen Rani. Di depan meja kerjanya, Adipati bertahan lama di sana.
Rani rasa Adipati tidak membutuhkan jawaban darinya.
Dengan wajah yang berubah berseri-seri, Adipati mendatanginya tanpa malu. Dia langsung menduduki salah satu kursi di antara kelima kursi yang lain.
Rani baru akan beranjak, tetapi pria itu menarik tangannya.
Pandangan Rani sontak kembali terpusat padanya.
Rani merenungkan ucapan Adipati.
Rani tidak peduli. Ia akan memberi Adipati waktu untuk menikmati minuman hitamnya dengan tenang di apartemennya. Sementara itu, Rani sudah tidak sabar untuk membuka surat-surat yang Ara tulis untuknya.
CUT TO.
124. INT. DI SUDUT RUANG UNIT APARTEMEN RANI — MALAM
Pemain: Rani, Adipati
Di depan meja komputernya di sudut ruang, Rani memulai membuka satu amplop yang berhias pita. Ketia ia ambil dan buka isinya, tulisan tangan berukuran agak besar dan dipenuhi jeda pun menghiasi selembar kertas.
Rani cekikikan sendiri.
Rani terus membaca surat-surat yang Ara tulis untuk mamanya itu. Ia terhanyut dengan kata-kata yang Ara sampaikan di sana.
Adipati tiba-tiba sudah berdiri di belakang kursi Rani, mengagetkannya.
Rani menangkup surat itu ke dada, menyembunyikannya.
Rani meloncat dari kursinya untuk bangkit mengahadapi Adipati.
Rani cemberut dengan bola mata berputar-putar tak beralasan menyadari kalau mungkin saja yang ditulis Ara dalam surat-surat itu sudah melalui pengajaran dan pemeriksaan Adipati.
Adipati mengerang sembari melepas jas dan dua kancing kemejanya di bagian atas.
Rani tersentak begitu Adipati mengingatkannya. Sejurus kemudian, ia merasakan mukanya dibakar malu.
Takut Adipati akan melihat rona merah di pipinya, Rani segera menggiring pria itu menuju pintu utama.
Cepat-cepat Rani menutup pintunya sebelum Adipati melakukan perlawanan dan kembali memasuki kamarnya.
CUT TO.