Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Tali Pati Rani
Suka
Favorit
Bagikan
18. TPR skrip #18

60. EXT. DI LUAR GERBANG RUMAH ADIPATI — MALAM

Pemain: Adipati, Rani

Rani terkejut bukan main kala Adipati datang dan langsung merebut botol minuman yang sedang dia teguk. Adipati membanting botol itu tanpa bicara apa-apa pada Rani.


RANI
(memekik berang)
Pati! Apa yang kamu lakuin? Kamu membuang minuman seharga 900 ribu!?

ADIPATI
Pati?
(mengernyit menatap Rani dengan kemarahan di wajahnya)
Ada apa dengan kamu? Kalau kamu masih menganggapku Pati-mu, kenapa kamu bisa berubah jadi seperti ini, hah? Ini bukanlah Rani yang kukenal!
(mencengkeram dan mengguncang lengan Rani)
Katakan, di mana Rani-ku?!?

RANI
(memberontak)
Lepasin! Kamu nyebelin banget, sih!

ADIPATI
Aku nggak akan pernah melepaskan kamu lagi kalau aku tahu akan seperti ini jadinya!
Apa kamu masih Rani-ku yang dulu? Hah?!?

RANI
(masih memberontak sambil menangis)
Pati, lepasin!

ADIPATI
Kenapa kamu jadi seperti ini?

RANI
Apa peduli kamu?!?

ADIPATI
Kalau bukan aku, siapa lagi?!?

RANI
Lepasin aku! Singkirin nggak tanganmu?!

ADIPATI
Aku nggak akan membiarkan kamu lagi!

RANI
Pati!

ADIPATI
Kenapa kamu merusak diri kamu sendiri, Rani??

RANI
Lepasin aku!

ADIPATI
Rani-ku nggak seperti ini!

RANI
(menjerit keras sambil menangis)
Aaaagrh! 
Aku bukan Rani-mu! Aku ini Rani-nya Wira! Aku emang udah hancur, lalu apa masalahmu?!?

ADIPATI
Sadarlah, Rani!!


RANI
Kesadaran hanya akan bikin aku sakit!

ADIPATI
Ada apa dengan kamu? Bicarakan masalahmu baik-baik sama aku, nggak dengan seperti ini!

RANI
Itu nggak akan memperbaiki! Aku ingin berhenti, aku ingin semua ini selesai! Atau aku akan terus hidup dalam penyesalan!


Ponselnya yang tergeletak di bangku bergetar lagi. Rani sigap mengambil. Melihat nama Wira kembali tampil di panggilan itu, amarahnya kian mendidih. Sampai hati Rani membantingnya ke aspal seraya kembali meneriakkan amarah. 


ADIPATI
Rani!!
(mencengkeram Rani)
Apa yang udah terjadi sama kamu?!?
(mengguncang tubuh Rani seakan berusaha menyadarkannya dari depresi yang dialami)

RANI
(menjerit)
Patiiii!!
Tolong akuuu!
(mencengkeram kemeja Adipati di bagian dada, diguncang-guncang)

ADIPATI
(tertegun)
Rani?

RANI
Bawa aku kembali seperti dulu lagi, Pati! Aku ingin menjadi Rani-mu lagi! Aku ingiiiin!!

Adipati mengelus-elus lengan dan pipi Rani, kemudian menyibakkan rambut Rani yang berantakan.

ADIPATI
Tenanglah, tenang, ya ....
(bisiknya kemudian lekas-lekaslah Rani dipeluknya)


Rani merasa semua bebannya luruh saat Adipati memeluk dan menenangkannya.

RANI
(memanggil lirih)
Pati ....

ADIPATI
(menyahut dengan lembut)
Iya?

RANI
Nyaman benget seperti ini.
(bersuara manja)
Aku nggak ingat kapan terakhir kali Wira memelukku kayak gini. Udah lama banget rasanya.

ADIPATI
(terpegun sejenak)
Seharusnya kamu bilang aja kalau ingin kupeluk!
Kamu tahu apa yang kamu minum tadi? Sembilan puluh persennya adalah alkohol. Aku terkejut saat melihat kamu memilikinya. Euh, apa kamu udah biasa meminumnya? Apa kamu memang selalu membawanya ke mana-mana di dalam tas, hm? Bener-bener selera yang buruk!


Rani hanya diam saja karena tak menyangka kalau Adipati yang anti minuman keras bisa tahu apa yang Rani minum tadi.


RANI
Pati, jangan ngomelin aku terus, diam aja. Biarin seperti ini ... sampai pagi.

ADIPATI
Wira nggak akan suka kalau sampai melihat ini. Lagi pula ini tengah jalan, kita pindah ke dalam rumah aja.


Rani mulai merasa pening akibat minuman yang diteguknya. Ia merasakan pengaruh tak enak pada badannya. Adipati melonggarkan pelukannya.


ADIPATI
Ayo kita masuk.


Rani membiarkan Adipati memungut ponselnya yang hancur dan tasnya yang tertinggal di teras, lalu memapah Rani ke dalam rumah.

CUT TO.


61. INT. DI RUANG TENGAH RUMAH ADIPATI — MALAM

Pemain: Rani, Adipati

Adipati menidurkan Rani di atas matras di ruang tengah. Adipati mengambil air hangat dan sapu tangan kemudian mengompres dahi Rani


ADIPATI
Badan kamu demam. Semoga ini nggak akan lama.


Ya, Rani bisa merasakannya. Sekujur tubuh terbakar, terutama di bagian mata. Kini ia hanya bisa merintih dan sesekali menggeliat tak nyaman. Matanya yang setengah terbuka samar-samar mendapati pria itu mengawasinya dengan cemas.


ADIPATI
Aku nggak tahu apa yang udah terjadi sama kamu. Tapi aku tahu, kamu akan datang padaku setiap kali kamu merasa dirimu terancam dan nggak memiliki pegangan.


Ingin menimpali, yang keluar dari mulut Rani malah hanya gumaman.


ADIPATI
Tapi aku nggak pernah melihatmu semenderita ini, Rani. Aku bersumpah nggak akan memaafkan siapa pun yang sudah bikin kamu seperti ini! Aku berjanji!


Setelah itu Rani tidak bisa melihat dan mendengar apa-apa lagi.

CUT TO.



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar