43. EXT. DI TERAS DEPAN RUMAH ADIPATI — SORE
Pemain: Adipati, Rani
Adipati selesai membersihkan diri usai pulang dari luar. Dia menghampiri Rani yang sedang duduk di teras depan rumah Adipati. Adipati mengangsurkan sebuah amplop putih panjang pada Rani.
ADIPATI
Ini, buat kamu.
RANI
(bertanya sambil memperhatikan amplop)
Apa ini?
ADIPATI
Buka aja.
Rani mengeluarkan sebuah surat dari sana dan membaca isinya.
RANI
(terkejut)
Ini, kan?
ADIPATI
Iya. Hari ini aku pergi ke Jakarta.
RANI
Apa? Kamu bilang kamu akan melamar pekerjaan?
ADIPATI
Aku berubah pikiran. Aku menemui kepala kampus dan bicara mengenai beasiswa kamu. Dan dia memberikan beberapa syarat ini yang harus kamu buat untuk bisa berangkat ke Los Angeles.
RANI
Apa gunanya ini?
ADIPATI
Rani, mungkin kamu nggak bisa mengikuti peragaan busana itu di Hollywood dan memamerkan rancanganmu di sana. Tapi kamu masih bisa mengikuti pelatihannya. Itu baru akan dimulai tiga bulan lagi. Artinya kamu masih bisa berangkat dua bulan setelah melahirkan.
RANI
(Mata Rani berkaca-kaca)
Pati, apa kamu serius?
ADIPATI
Demi anak kita, aku bersumpah aku nggak bohong sama kamu.
Rani tersenyum simpul.
RANI
Aku percaya sama kamu. Tapi ... gimana dengan anak kita? Pelatihan itu membutuhkan waktu selama satu tahun. Aku akan tinggal di asrama jauh dari kalian.
ADIPATI
Nggak apa, aku udah memahami itu. Kamu nggak usah memikirkannya, aku dan Ibu yang akan membesarkan anak kita di sini. Setelah itu ... kita bisa menikah.
RANI
Setelah aku pulang nanti? Bukannya minggu depan kita akan menikah?
ADIPATI
Nggak, nggak bisa.
RANI
Kenapa, Pati?
ADIPATI
Karena beasiswa itu nggak untuk orang yang sudah menikah. Kamu memenangkan kompetisi itu sebagai mahasiswa dengan status lajang. Itu akan sangat berisiko dan rumit di kemudian hari kalau sampai pihak penyelenggara tahu. Kalau kita tetap melaksanakannya, pemerintah akan mencatat statusmu, sedangkan kamu masih harus mengurus paspor.
Pandangan Rani melemah setelah Adipati membeberkan alasannya. Pernikahan sudah didaftarkan dan mereka harus membatalkan pernikahan.
ADIPATI
Jangan dipertimbangkan lagi. Pergilah, biar aku yang urus semua kebutuhanmu selama di sana.
RANI
Lalu gimana dengan kamu?
ADIPATI
Aku? Aku kenapa? Aku pasti akan mendapatkan pekerjaan dalam waktu dekat.
RANI
Bagaimana dengan kuliahmu?
ADIPATI
Semua terjadi karena kesalahanku, nggak bisa menjaga kamu. Jadi aku harus menerima akibatnya. Harus ada salah satu dari kita yang menjaga anak ini. Nggak masalah kalau aku harus berhenti kuliah. Aku akan belajar menjadi ayah yang baik untuknya.
RANI
(berujar sambil terharu)
Pati ....
(memeluk Adipati)
Makasih banyak.
ADIPATI
Kamu udah kehilangan satu cita-citamu, jangan sampai kamu kehilangan cita-citamu yang lainnya juga. Buat ayahmu bangga sama kamu!
RANI
Pasti!
ADIPATI
Oh! Apa itu tadi?
RANI
Anak kamu nendang!
ADIPATI
Beneran? Ajaib banget!
RANI
Memang seharusnya gitu, Pati!
CUT TO.
44. DI DEKAT KAMAR MANDI — SORE
Pemain: Adipati, Rani, Ibunya Adipati
Adipati baru keluar dari kamar mandi saat Ibu akan masuk ke sana. Adipati keluar dengan rambut yang basah kuyup. Setelah itu, Ibu tercengang melihat Rani yang membawa handuk dan mengeringkan rambut Adipati.
IBUNYA ADIPATI
(bertanya penuh selidik pada Rani)
Sudah berapa lama kamu teh mengenalnya?
RANI
Oh?
IBUNYA ADIPATI
Kamu teh melakukan semua hal yang biasa saya lakukan ke anak saya. Kamu tahu nggak apa akibatnya kalau kamu terus begitu dalam jangka panjang?
Ibu terlihat marah, Rani jadi takut dan mengingat-ingat kembali apa saja yang sudah ia perbuat pada Adipati, sesuatu yang dianggap ibunya salah.
IBUNYA ADIPATI
(berbicara dengan suara melembut)
Adipati jadi bergantung sama kamu. Kalau sudah begitu mah, dia nggak akan bisa jauh dari kamu. Jadi uruslah dia dengan baik, sekarang Ibu jadi tenang setiap kamu ada bersamanya!
CUT TO.
45. INT. DI DALAM RUMAH ADIPATI — SORE
Pemain: Rani, Adipati
Semakin hari, Rani merasakan perasaan yang tak biasa pada Adipati. Semakin sering ia melihatnya, Rani sering salah tingkah. Rani jadi sering mencuri-curi pandang pada Adipati. Kelakuan Rani jadi tampak aneh di mata Adipati.
ADIPATI
(bertanya khawatir)
Apa kamu sakit?
RANI
A-aku baik-baik aja. Udah, masak saja. Jangan hirauin aku.
ADIPATI
Kamu ngeliatin aku terus, seperti butuh pertolongan!
RANI
Ah, enggak. Aku lapar aja. Kamu lama banget masaknya.
RANI (V.O.)
Ya Tuhan, kenapa rasanya berbeda setiap kali berdekatan dengan Pati? Apa ini yang namanya cinta? Apa aku benar-benar jatuh cinta padanya? Setelah semua yang kami lalui?
CUT TO.