Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
56. INT. KAMAR ADIPATI — MALAM
Pemain: Adipati, Rani, Ara
Adipati masih memperhatikan Rani yang masih bermain dan melepas rindu bersama Ara. Adipati yang sudah bertahun-tahun tak bertemu Rani pun sudah berhenti berharap pada wanita itu. Ia hanya senang Rani bisa datang untuk anaknya.
Tak ingin larut ke dalam kisah yang telah lalu, Adipati mengerjapkan mata, membuyarkan lamunannya. Demi sang buah hati, ia harus terus berjalan meski tertatih.
Adipati mengusap kepala sang putri ketika sudah sampai di dekat mereka. Sedari tadi dirinya hanya mematung menyaksikan keakraban ibu dan anak itu dari ambang pintu.
Daripada berujung drama, Adipati pun harus mengikuti keinginan putrinya. Tidur bersama Rani, mungkin sudah menjadi hal biasa di masa lalu. Namun kini agaknya Adipati canggung. Rani pun tentu merasakannya juga. Selain karena sudah sangat lama mereka tidak bertemu, bertahun-tahun, wanita itu juga sudah bersuamikan pria lain. Lagi-lagi agar Ara mau tidur, mereka tidak bisa menolak.
Adipati pun menidurkan dirinya di sisi sang putri. Di sisi Ara yang satunya tentulah Rani yang menempati. Keduanya memiring menunggu hingga putri cantik itu terlelap, sebab Ara menggenggam tangan orang tuanya dan meletakkannya di dada.
Rani balas menatap Adipati.
Adipati tak kuasa menahan tawa begitu Rani melototinya.
Adipati pamit usai memastikan putrinya tidak akan terbangun lagi.
CUT TO.
57. INT. RUANG TENGAH RUMAH ADIPATI — MALAM
Pemain: Adipati, Rani
Adipati menghamparkan matras tipis di ruang tengah, menghadap langsung ke arah pintu utama yang ia biarkan terbuka lebar-lebar. Karena rumah itu hanya memiliki dua kamar, maka Adipati tidak kebagian kamar.
Rani tiba-tiba datang menegur.
Rani tertawa lepas.
CUT TO.
58. EXT. DI TERAS DEPAN RUMAH ADIPATI — MALAM
Pemain: Adipati, Rani
Adipati dan Rani duduk di teras depan, berdampingan tetapi keduanya merasa canggung karena lama tak bertemu.
Rani menoleh dan hanya mengulas senyum. Senyuman yang lemah.
Keduanya kembali diam. Sampai Rani tiba-tiba mengeluarkan sebatang rokok dari tas selempang mini yang sejak tadi menggantung di pundaknya, Adipati terbelalak. Ia kedip-kedipkan mata berharap salah melihat benda kecil dan panjang tersebut, tapi Rani benar-benar menjepitnya di antara kedua bibir.
Kedua jari wanita itu bergerak terlatih menjepit si rokok untuk dijauhkan dari mulut. Dengan amat lihai, Rani menyembulkan sekumpulan asap dari bibir seksinya.
Rani pun tercenung menatapnya.
Adipati tersenyum sinis.
Rani tertawa lagi.
Satu-dua detik mencerna kalimat Adipati, Rani lantas tergelak-gelak menyadari Adipati tengah menyindirnya.
Adipati mengulas senyuman tipis.
Adipati baru akan menimpalinya, tetapi ponsel Rani berbunyi. Rani malah mematikan ponselnya, padahal Adipati bisa melihat foto Wira yang memanggilnya dari ujung sana.
Rani beranjak dari sisi Adipati. Dia pergi untuk menerima panggilan dari suaminya menuju ke luar gerbang. Dan Adipati membenci situasi seperti ini. Selalu begitu, sedari dulu. Wanita itu selalu saja pergi karena dan untuk Wira. Dia selalu berkata akan kembali, tapi nyatanya tidak pernah kembali. Ya, walaupun Wira kini adalah suami sah Rani, dan Adipati sakit hati menyadari itu, ia tidak bisa berbuat apa-apa sekalipun menuntutnya selalu ada untuk Ara.
CUT TO.
59. EXT. DI LUAR GERBANG RUMAH ADIPATI — MALAM
Pemain: Adipati, Rani
Hingga setengah jam berlalu ia menunggu di tempat yang sama, Rani belum kembali juga. Adipati masih menduga-duga Rani berbicara apa saja dengan Wira di telepon hingga selama itu. Namun karena khawatir, Adipati akhirnya menyusul Rani.