Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Tali Pati Rani
Suka
Favorit
Bagikan
13. TPR skrip #13

46. DI DALAM RUMAH ADIPATI — SIANG

Pemain: Adipati, Rani, Ibunya Adipati

Ibu pulang dari luar membawa banyak perlengkapan bayi. Bermacam pakaian dan alat-alat yang beberapa bahkan tidak Rani pahami apa fungsingnya nanti. Rani merasa tersentuh sekaligus malu. Iya, lantaran tidak bekerja, Adipati dan Rani jadi bergantung pada sang ibu. Semua kebutuhannya ditanggung Ibu. Namun meski begitu, Adipati dan Rani tidak pernah meminta. Ibu sendirilah yang seakan memahami kondisi mereka.


RANI
Woah, semua ini lucu banget!
(melihat-lihat beberapa perlengkapan bayi)
Terima kasih banyak ya, Bu, untuk semua ini. 
Kami sudah mengecewakan Ibu, tapi Ibu masih begitu baik pada kami.

IBUNYA ADIPATI
Kamu teh bicara apa atuh? Bukankah seorang ibu seharusnya memang begini?

RANI
Setelah ini aku nggak akan penasaran lagi seperti apa rasanya kasih sayang seorang ibu. Karena aku sudah merasakannya di sini, dari Ibu!

IBUNYA ADIPATI
Tuhan melindungi kamu, Nak.


Hanya itu yang Ibu katakan, kemudian Ibu berlalu pergi dari kamar seolah takut air matanya akan jatuh juga.


ADIPATI
Tuhan melindungimu, Nak. 
(Tiba-tiba wajah Adipati sudah berada di samping Rani, menirukan gaya bicara ibunya dengan suara yang dikecilkan.)


Sontak saja Rani kesal dan spontan melayangkan pukulan ringan. 

RANI
Iiikh, Pati!


Adipati terpingkal-pingkal..


RANI
Pati, dengerin aku!

ADIPATI
Iya, ada apa?

RANI
Aku ingin tanya sesuatu sama kamu.

ADIPATI
Soal apa?

RANI
Waktu itu ... ibu kamu pernah bilang, kamu nggak mungkin melakukan hal yang macam-macam kalau bukan karena kamu sangat menyukainya. Apakah ... begitu juga dengan hubungan ini?


Karena melihat Adipati yang tampak bingung. Rani kembali menjelaskan.

RANI
Ah, maksudku ... kamu melakukannya hanya denganku, jadi apakah itu ...?

ADIPATI
Kamu meragukan aku?


RANI
Enggak, enggak, jangan salah paham dulu! Maksudku, kamu nggak mungkin ... itu, kamu dan aku ....

ADIPATI
(bertanya dengan raut datar)
Kamu dan aku kenapa?

RANI
Kamu tahu, kan ... sebagian orang mencari pasangan hanya untuk sekadar berhubungan badan, karena ingin melampiaskan hasratnya saja. Tanpa ada perasaan, tanpa ada status. Mereka lalu kembali ke jalan mereka masing-masing tanpa menuntut apa-apa setelah melakukannya.

ADIPATI
Ya, hal semacam itu banyak ditemui di tempat hiburan malam.

RANI
Tapi kita udah bertindak sejauh ini, tanpa ingin memutuskan hubungan ini.

ADIPATI
Benar, lalu?


Rani menarik napas dalam-dalam, mengembuskannya secara pelan untuk membuat dirinya sendiri lebih santai. Adipati ternyata tidak peka.


RANI
Aku ingin kamu membuatnya lebih jelas lagi.

ADIPATI
Aku bertanggung jawab atas perbuatanku, jadi kita nggak bisa disamakan dengan mereka yang kamu maksud!

RANI
(berseru senang)
Tepat sekali!

ADIPATI
Seorang pria nggak sembarangan berkencan dengan wanita mana pun, Rani. Kami para pria hanya akan memilih gadis yang bisa membuat kami tertarik.

RANI
Tertarik?

ADIPATI
Ya. Seperti saat kamu memilih makanan, apakah kamu akan memakan makanan yang nggak membuatmu berselera?

RANI
Bisa kamu perjelas lagi?

ADIPATI
Semua yang aku lakukan ke kamu, karena aku tertarik sama kamu!

RANI
Ya, tapi kamu pasti punya alasan atau pengaruh dari ketertarikanmu itu, kan?

ADIPATI
Seperti apa maksud kamu?

RANI
Ngg ...? Seperti ... perasaan yang ....?


Belum selesai Rani mengisyaratkan, teriakan Ibu dari luar kamar mengacaukan kesempatan itu.

IBUNYA ADIPATI
Adi, kemari sebentar!

ADIPATI
(mengabaikan panggilan ibunya)
Kamu ingin aku bagaimana?

IBUNYA ADIPATI
Eh, Adi! Cepet atuh, Ibu teh butuh bantuan kamu!

ADIPATI
(menjawab sambil beranjak menemui ibunya di luar)
Ah iya, Bu!


Rani menghela napas panjang karena tak berhasil mendapatkan kepastian soal perasaan Adipati padanya. Ia tiba-tiba teringat saat Wira menyatakan cinta padanya di kampus beberapa bulan lalu saat mereka tak lagi bersama.

Cut to.


47. EXT. PELATARAN KAMPUS — BEGIN MONTAGE

Pemain: Rani, Wira

- Wira berlari menghampiri Rani yang tengah sendiri sepulang kuliah.

- Wira mengatakan kalau dia merindukan Rani.

- Rani ingin menghindar, tetapi Wira menahannya.

- Wira menyatakan perasaannya pada Rani.


WIRA
Aku ingin meminta maaf untuk malam itu. MaafIN juga kenakalan teman-teman Aku. Aku marah pada mereka. Saat itu aku mengejarmu, tapi—


RANI
Nggak apa, lupain aja.


WIRA
Gimana aku bisa lupa? Sejak bikin kamu kecewa hari itu, hidupku jadi nggak tenang. Aku nyariin kamu untuk menjelaskan semuanya, tapi kamu seperti mulai menjauhiku.


RANI
Aku lagi fokus mengikuti kompetisi.


WIRA
Jadi, kapan aku bisa menemuimu lagi? Kapan kita bisa pergi berdua lagi?


RANI
Untuk apa?


WIRA
Aku ingin menghabiskan banyak waktuku bersama kamu. Atau bahkan, seluruh hidupku.


RANI
Kamu punya banyak teman yang siap menemani kamu bersenang-senang.


WIRA
Tapi cuma kamu yang ingin aku jadikan teman hidupku!

WIRA
Nggak hanya di saat senang, tapi juga saat aku susah. Kamu tahu nggak? Setiap kali aku bersama mereka, aku tuh dalam kondisi yang labil. Tapi kehadiran kamu selalu bisa bikin aku kembali stabil. Rani, kamu udah bikin aku nggak bisa tidur dengan nyenyak. Akhirnya aku tahu, itu karena aku jatuh cinta sama kamu.
Mungkin sulit bagimu untuk bisa percaya pada lelaki seperti aku. Tapi sungguh aku nggak pernah ingin mempermainkan perempuan mana pun, apalagi kamu. Menyatukan dua kepribadian yang berbeda itu nggak mudah. Tapi kalai kamu bersedia, kasih aku kesempatan untuk melakukannya. Apakah kamu mau berjuang bersamaku? Nggak apa kalau kamu nggak bisa membalas cintaku saat ini. Tapi kalau kamu beri aku kesempatan, aku pastiin kamu akan jatuh cinta padaku setiap hari!


- Rani tidak menghiraukannya lantaran masih sakit hati karena kejadian di hari ulang tahun Wira.

- Rani meninggalkan Wira sendiri.

END MONTAGE


48. INT. DI DALAM RUMAH ADIPATI — MALAM

Pemain: Rani

Rani masih melamunkan perbedaan Wira dan Adipati dalam hal menyatakan perasaan. Wira yang jantan dan Adipati yang sebaliknya.

RANI (V.O.)
Kenapa mudah bagi Wira menyatakan cintanya padaku saat itu? Kenapa dia bisa mengatakan kalau dia tergila-gila padaku padahal dia bahkan belum pernah menyentuhku? Dan, kenapa rasanya sulit bagiku untuk mendapatkan kepastian rasa dari Pati padahal sudah banyak hal yang kami lewati berdua?

CUT TO.




Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar