Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
147. INT. RUANG TENGAH UNIT APARTEMEN RANI — MALAM
Pemain: Adipati, Rani, Ara
Malam hari masih di tanggal yang sama, Rani mengajak Ara bermain di kamar apartemennya. Sementara mereka membiarkan ibu Adipati beristirahat untuk memperoleh ketenangan jiwa. Di tempatnya, Rani merasa lebih santai membawa diri di tengah ketegangan yang terjadi. Keberadaan sang putri tentu menjadi penawar utama segala rindu dan laranya.
Untuk kesombongannya, Adipati mendapat cibiran dari Rani.
Mendengar jawaban antusias Ara, Rani dan Adipati tergelak bersamaan.
Rani melotot begitu Adipati turut menyahuti.
Ara cekikikan. Anak dan ayahnya itu sudah mulai kompak meledeki Rani.
CUT TO.
148. INT. DI DALAM KAMAR DI UNIT APARTEMEN RANI — MALAM
Pemain: Ara, Rani
Ara dan Rani terus bercengkerama dan berbagi cerita.
Setelah mengucapkan itu, Ara akhirnya terlelap tepat di jam sembilan malam. Ara terus memeluk Rani seolah takut mamanya akan pergi lagi.
Di detik Rani memastikan sang buah hati benar-benar larut di alam bawah sadarnya, pelan-pelan Rani menjauhkan diri. Ia tidak akan ke mana-mana, hanya sekadar mengantar selimut pada ayah Ara yang berencana tidur di sofa ruang utama.
CUT TO.
148. INT. DI RUANG UTAMA UNIT APARTEMEN RANI — MALAM
Pemain: Adipati, Rani
Rani melihat Adipati masih terjaga, menonton televisi yang menyiarkan pertandingan sepak bola.
Rani pun meletakkan selimut berbahan bulu lembut—yang baru ia ambil dari lemari ke atas meja di depan tempat duduk Adipati.
Dua anggukan Rani berikan diselingi senyuman.
Adipati tergelak lirih. Adipati lantas meraih tangan Rani.
Seakan terhipnotis, Rani mengempaskan diri duduk di dekat sang kekasih. Adipati merangkul punggung Rani yang balas melingkarkan kedua tangan ke perut pria itu sembari menyandarkan kepala di bahunya.
Rani melepas sandaran, mendongakkan wajah untuk dapat menemukan mata Adipati.
Terpegun menyelami mata Rani beberapa saat seakan mencoba mencari kesungguhan di sana, senyum Adipati pun terulas lembut. Rani merasa terhipnotis dengan semua yang ia lihat dalam diri Adipati. Bahkan saat Adipati mencium bibirnya, Rani tak dapat menolak.
Untuk sejenak Rani menjauhkan wajah dari Adipati yang terus mencumbunya.
Tercenung memikirkan pertanyaan Rani, pria itu menjawab dengan nada lembutnya.
Terharu oleh sumpah Adipati, Rani pun kembali mencumbu Adipati.
Selang beberapa menit, Adipati mendorong Rani hingga hampir telentang untuk meraih remote televisi yang ada di belakang Rani, di sela sentuhan bibirnya. Ruangan tempat mereka berada pun akhirnya menjadi gelap hingga membuat keduanya semakin terbuai akan hasrat yang tak terbendung.
CUT TO.