Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Tali Pati Rani
Suka
Favorit
Bagikan
6. TPR skrip #6

22. EXT. PELATARAN KAMPUS — SIANG

Pemain: Adipati, Rani, Wira dan teman-temannya

Rani sedang menunggu Adipati yang tengah membelikannya minuman dingin di kantin kampus. Rani berdiri di pinggir jalanan kampus dan tiba-tiba saja segerombolan pemuda menabraknya hingga membuat kertas-kertas sketsa di tangannya berhamburan. Rani berdecak kesal, lalu berjongkok dan memunguti kertas-kertas itu.


WIRA
(bertanya sambil menyerahkan berkas-berkas)
Hei, kamu nggak apa-apa?


Mendengar suara lelaki di dekatnya yang bukan suara Adipati, Rani mendongak. Ia terpana melihat sosok Wira di hadapannya. Rani tersadar kemudian mengambil berkas yang disodorkan lelaki itu.


WIRA
(menegur kembali dan menyerahkan kertas lainnya ke tangan Rani)
Maafin teman-temanku, ya!


Sebelum beranjak, Wira mengedipkan satu matanya ke arah Rani dan membuat Rani makin terpesona.



ADIPATI
(menghampiri Rani yang masih terpana setelah kepergian Wira)
Apa mereka gangguin kamu?


Rani mengerjapkan mata untuk menormalisasikan pernapasannya yang sempat tertahan. 

RANI
(bertanya spontan)
Siapa dia?


ADIPATI
Yang mana?


RANI
Itu yang tinggi, pakai baju hitam.


ADIPATI
Oh, Wira, mahasiswa jurusan Televisi dan Film, semester enam.


RANI
Keren banget! 


Mata Rani tak ingin berpaling dari pemandangan indah yang kian menjauh darinya.


ADIPATI
Sebaiknya kamu nggak deketin dia!


Rani menoleh, tapi Adipati sudah berlalu dari sisinya. Buru-buru ia menyusul.

RANI
Kenapa? 


ADIPATI
Saingannya banyak dan berat.


RANI
Eh? Kamu tahu banyak tentang dia?


ADIPATI
Aku nggak kenal, cuma sekadar tahu saja. Seluruh kampus juga tahu.


RANI
Oya?


Rani malah penasaran dan terus bertanya tentang Wira pada Adipati tanpa rasa sungkan. Tentang siapa Wira dan bagaimana kepribadiannya di kampus, Rani ingin tahu semua itu. Kendati Adipati enggan dan tampak berangsur meradang, Rani tidak peduli.

CUT TO.


23. EXT. HALTE BUS — SORE

Pemain: RANI, WIRA

Rani sedang berteduh di halte bus yang lumayan jauh dari kampusnya karena dia habis membeli beberapa kebutuhan tanpa Adipati yang harus bekerja sampingan. Sebuah mobil berhenti tepat di depannya.


WIRA
(bicara dari dalam mobil dengan kacanya yang terbuka)
Butuh tumpangan?


RANI
(mengerjap tak percaya)
Wira?
(menolak dengan berat hati)
Nggak deh, makasih.


WIRA
Jam segini susah cari kendaraan umum yang lewat, apalagi hujan begini. Bahaya juga kalau perempuan terlalu lama sendirian di sini.


Rani diam sejenak dan memperhatikan pakaiannya yang sudah basah oleh air hujan. Ia tak enak hati jika sampai harus mengotori mobil Wira nantinya.

RANI
Mobil kamu akan kebasahan.


Tanpa diduga, Wira turun dari mobil dan berputar ke arah Rani. Wira tampak sengaja membiarkan pakaiannya kena air hujan.

WIRA
Sekarang aku juga basah.
(sedikit bicara dengan tatap merayu)
Ayo, naiklah.


Rani tersipu karena Wira membukakan pintu mobil untuknya hingga Rani masuk dan Wira menutup kembali pintu mobil.


WIRA
(bertanya setelah mobil melaju)
Kamu tinggal di mana?


RANI
Kosan dekat kampus.


Tanpa Rani duga, Wira ternyata pandai mencairkan suasana karena sepanjang perjalanan menuju kos-kosannya, Wira tak henti mengajaknya bicara. Rani semakin tertarik padanya.

CUT TO.


24. BEGIN MONTAGE — VARIOUS LOCATIONS

Pemain: Rani, Wira

- Rani mulai berani menyapa Wira di kampus, tetapi Wira seolah tak acuh dengannya jika sedang bersama teman-temannya.

- Wira menghampiri Rani jika sedang sendiri. Rani merasa heran, tetapi ia senang.

- Wira dan Rani bertukar nomor telepon.

- Wira sering menghubungi Rani dan mereka mengobrol hingga larut malam.

- Wira memperlakukan Rani istimewa jika jauh dari jangkauan teman-temannya.

END MONTAGE


25. INT. KAMAR KOS RANI - MALAM

Pemain: Rani, Adipati

Rani merasa kesal karena Wira sering mengabaikannya jika sedang di kampus. Ia meluapkan kekesalannya pada Wira dengan bercerita pada Adipati yang sedang membaca buku di kamarnya setelah selesai makan malam bersama.


RANI
Kenapa dia bersikap kayak gitu ke aku?


ADIPATI
Entahlah.


RANI
Apa dia malu kalau teman-temannya tahu?


ADIPATI
Mungkin begitu.


RANI
Pati, apa aku ini terlalu jelek untuk bisa menjadi teman mereka?


ADIPATI
Menurutku kamu itu udah cantik banget!


Rani tak merasa puas dengan jawaban Adipati lantaran pemuda itu masih aja sibuk memelototi bukunya.

RANI
Sana balik ke kamar kamu, aku mau tidur aja!


ADIPATI
Eh, kok malah kesal?


RANI
Kamu nyebelin!


ADIPATI
Euh, setiap kali dia bikin kamu kecewa, aku yang kamu jadiin alasan!


RANI
Semua ucapan kamu nggak bisa bikin aku tenang!


ADIPATI
Terus aku harus bilang apa? Kamu suka banget ya sama dia?


RANI
Iyalah! Siapa pun juga pasti setuju, Wira itu seperti jelmaan malaikat yang rupawan. Sosoknya yang sempurna, membuatnya layak menjadi tujuan siapa saja. Jadi, Pati ... mulai sekarang dia adalah cita-citaku!


ADIPATI
Cita-cita?


RANI
Ya. Aku udah berjanji sama Ayah nggak akan mikirin cinta selama kuliah, tapi aku hanya berjanji buat terus mengejar cita-cita. Jadi ....


ADIPATI
Aakh, iya baiklah. Terserah kamu aja. Kejarlah cita-citamu yang tampan itu walau sampai ke negeri dongeng! Aku pulang!


RANI
Ih, kenapa jadi dia yang kesal?

CUT TO.


26. EXT. PELATARAN KAMPUS — SIANG

Pemain: Rani, Wira, Teman-teman Wira

Wira sedang berulang tahun dan teman-temannya memberikan dia kue ulang tahun. Wira melihat Rani yang datang dari kejauhan dan meminta teman-temannya yang bersorak untuk diam. Wira ingin menjawab pertanyaan Rani soal dirinya yang selalu mengabaikannya di hadapan teman-temannya. Wira membawa setangkai bunga dan menghampiri Rani.


WIRA
(berbicara sambil mengulurkan bunga)
Bakalan ada pesta kecil-kecilan nanti malam di rumahku. Kamu akan datang, kan?


RANI
(menimpali dengan lirih sambil menerima bunga dari Wira dengan tangan gemetar)
Ya, aku akan datang.


Wira pergi setelah itu dan Rani bersorak kegirangan sepeninggal Wira.

CUT TO.


27. EXT. DI HALAMAN MINIMARKET — SIANG

Rani menghampiri Adipati yang tengah bekerja sampingan di minimarket dekat kampusnya. Adipati menghampirinya. Rani masih berteriak kegirangan karena undangan dari Wira sebelumnya sampai ia mengguncang bahu Adipati sambil menceritakan semuanya.


RANI
Aku harus menyiapkan banyak hal untuk nanti malam. Pati, aku senang banget!


ADIPATI
Ya, ya, ya, besok pasti udah beda cerita.


Mendengar respons Adipati yang menganggap remeh, senyum Rani hilang seketika.


ADIPATI
Kamu udah sampaikan apa yang ingin kamu bilang ke aku, kan? Sekarang aku harus kembali kerja.


Adipati berbalik hendak kembali masuk ke minimarket, dan wajahnya masih melukiskan reaksi datar yang menumbuhkan kekesalan Rani.


RANI
(menggerutu dengan nada keras untuk menahan Adipati)
Aku nggak punya uang buat beli hadiah. 


Rani menatap sedih jalanan di depannya.

RANI
Ini hari ulang tahunnya. Semua tamunya pasti datang bawa kado. Tapi Ayah ..., ayahku pasti akan nanyain ke mana sisa uang yang aku habisin.


Adipati tak menjawab dan malah melangkah kembali menghampiri Rani. Adipati mengeluarkan dompet dari saku celananya, dan beberapa lembar uang dari dalam sana ia berikan langsung ke tangan Rani.

ADIPATI
Pakai ini.


RANI
(memandang Adipati dengan taku-takut)
Ta-tapi ..., aku nggak tahu kapan bisa gantiin. Bulan lalu aja belum aku kembaliin. 


ADIPATI
(menatapnya lurus)
Kamu nggak perlu ganti. 
(berkata sambil mengacak-acak puncak kepala Rani dengan gemas)
Bersenang-senanglah!


Adipati berbalik hendak kembali bekerja, tapi lagi-lagi langkahnya ditahan sendiri. Seolah teringat sesuatu, Adipati menoleh ke belakang.

ADIPATI
Ah iya! Jangan pulang terlalu larut. Jaga juga cara berpakaian kamu!


Setelah itu, Adipati benar-benar membuka pintu minimarket. Rani tersenyum lebar.

RANI
(berteriak pada sang malaikat penyelamatnya)
Pati, makasih!


Rani berbalik melihat Adipati dari dinding kaca dengan wajah berseri-seri. Pemuda itu pun rupanya tengah memandang ke arahnya sambil mengulas senyum dari balik meja kasir. 

RANI
Pemuda yang baik..





Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar