Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Tali Pati Rani
Suka
Favorit
Bagikan
16. TPR skrip #16

END OF FLASHBACK - MASA KINI

54.INT. KAMAR ADIPATI — MALAM

Pemain: Rani, Ara, Adipati

Setelah mengetahui bahwa yang kini ada di hadapannya adalah sang ibu kandung, Ara tidak langsung bereaksi. Ara termangu-mangu menatap Rani dengan tatapan tak percaya.


ARA
Mama?

ADIPATI
Ya, yang setiap bulan merancang gaun dan mengirimnya untuk Ara. Dia orangnya. Namanya Mama Rani.


Begitu Adipati memaparkan tentang siapa Rani, Ara langsung tersenyum memperlihatkan barisan giginya. Ara jadi mirip Adipati. Rani masih tak percaya dengan apa yang ada di hadapannya.


ARA
Apa aku boleh memeluk Mama? 

RANI
Tentu saja, Sayang! 
(berusaha ceria meski suaranya mulai terdengar cengeng)

ADIPATI
Dia datang untuk kamu. Ayo Ara, berikan sambutan yang baik untuk mamamu!


Ara langsung memeluk Rani dan Rani pun mendekap putrinya erat sambil menangis karena merindukan putrinya selama ini.


Tak berapa lama, Ara merenggangkan pelukannya. Dia menatap wajah Rani yang penuh dengan air mata.

ARA
Kenapa Mama menangis?

RANI
Maafin Mama nggak pernah datang menjenguk kamu.

ARA
Nggak apa-apa, Ma. Papa bilang Mama bekerja di tempat yang jauh, supaya bisa selalu membuatkanku gaun yang indah, dan pasti akan datang menemuiku suatu hari nanti.

RANI
Benar. Kamu suka semua gaunnya?

ARA
Iya. Semuanya sangat cantik. Aku suka sekali!

RANI
Kamu juga sangat cantik.

ARA
Papa bilang aku cantik seperti Mama.

RANI
Oya?
(Sesaat Rani melirik ke arah Adipati yang hanya mesem dengan mata berkaca-kaca)

ARA
Papa juga bilang, mataku seperti Mama. 

RANI
Itu memang betul! Itu karena kamu anak Mama.

ARA
Mama jangan pergi lagi! 
(Ara mengusap air mata Rani, dan membuat Rani tertegun atas permintaannya.)
Gaunku sudah banyak. Mama nggak perlu bikinin Ara lagi, biar Papa saja yang bekerja. Uang Papa sangat banyak, pasti sudah cukup untuk membelikan banyak pakaian bagus untuk kita!


Rani merasa sangat terharu akan sikap bijak anaknya.

CUT TO.


55. INT. RUANG TENGAH RUMAH ADIPATI — MALAM

Pemain: Rani, Adipati, Ibunya Adipati

Adipati mengatakan maksud kedatangan Rani yang akan menginap di rumahnya. Namun, kemurkaan terlihat jelas di wajah ibunya Adipati.


IBUNYA ADIPATI
Apa? Menginap di sini??

RANI
Ibu, aku berjanji tidak akan merepotkan kalian selama di sini.

IBUNYA ADIPATI
Kamu teh panggil saya ibu, hah? Kamu bukan menantuku, dan nggak akan pernah menjadi menantuku!!

ADIPATI
(menimpali dengan kalem)
Ibu! Aku mohon Ibu bisa menjaga sikap selama Rani di sini.

IBUNYA ADIPATI
Menjaga sikap untuk orang yang tidak bisa menghargai kita maksud kamu teh?
(tetap melengkingkan suaranya)
Ibu nggak setuju! Pokoknya mah Ibu nggak mau dia tinggal di sini lagi! Sudah cukup semuanya! Jangan sampai terulang lagi!

ADIPATI
(mulai geram)
Ibu ini bicara apa? 

ARA
(menyela)
Oma, kenapa Mama nggak boleh tinggal di sini? Udah lama kami nggak ketemu, aku rindu Mama. Aku ingin tidur dan bermain sama Mama!


Gadis lugu itu maju menghadapi neneknya demi membela Rani.


IBUNYA ADIPATI
Ara, cucu Oma, selama ini teh kamu bisa tidur dan bermain tanpa ibumu, kan? Jadi untuk apa dia tinggal di sini?

ADIPATI
Ibu!! 
Tolong, jangan memulai pembicaraan seperti itu di hadapan anak kami!

IBUNYA ADIPATI
Anak kalian, kamu bilang? Selama ini kamu sendirian yang membesarkannya! Dia hanya anakmu!

ADIPATI
Ibu!!


Di detik yang sama, Rani merasa kesulitan bernapas karena sangat tertekan berada di ruangan yang dulu justru pernah menjadi ruangan favorit kebersamaan mereka.


IBUNYA ADIPATI
Dasar perempuan tidak tahu diri!


Adipati sepertinya baru akan menyerang balik ibunya, tetapi gadis kecilnya kembali pasang badan di depan Rani.

ARA
Oma ... aku mau mamaku tetap di sini! Kalau enggak, aku nggak mau makan dan bicara lagi sama Oma! Aku akan sedih kalau Oma memisahkan kami lagi! Oma tega! 


Ara merajuk dan mengentak-entakkan kakinya ke lantai. Ketiga orang dewasa yang mengelilinginya dibuat tertegun dan bingung.


IBUNYA ADIPATI
Aakh, kalau anak kecil ini sudah bicara, nggak ada yang bisa membantahnya. Terserah kamu sajalah!


Ibunya Adipati pun masuk ke dalam kamarnya membawa amarah.


RANI
Ara, Sayang, kamu nggak boleh bicara kasar pada Oma! Katakan baik-baik, supaya nggak melukai hatinya.

ARA
Ara cuma pengen Mama bisa tinggal bersamaku. Kenapa Oma nggak setuju? Kenapa Oma nggak mau mengerti? Kalau Oma nggak suka Mama di sini, Ara aja yang ikut Mama pergi!

RANI
Enggak, Mama nggak akan ke mana-mana. Mama akan di sini malam ini. Kalau kita pergi, papamu pasti sedih.

ARA
Pokoknya aku mau Mama tetap sama Ara! 


Jia mengempaskan tubuhnya di dada Rani yang termangu-mangu. Kedua tangan kecilnya begitu kuat merengkuh tubuh ibunya, sampai-sampai Rani tak bisa berkutik bahkan untuk sekadar menelan ludah, dan Adipati hanya tercenung berdiri di hadapannya.


ARA
Mama, ayo ikut. Mama ingin melihatku memakai gaun buatan Mama, nggak?

RANI
Oh? Baiklah.


Rani bisa merasakan kerinduan Ara yang teramat besar. Ara membuatnya merasakan seolah-olah hanya Rani yang dia butuhkan, seolah-olah tak bisa hidup tanpa ibunya. Rani kasihan pada Ara yang selama ini tak pernah berjumpa dengannya selama Rani menikah dengan Wira dan tinggal di Jakarta. Rani juga penasaran kenapa Ara bisa langsung dekat dengannya padahal mereka baru pertama kali berjumpa?

CUT TO.





Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar