Kadang sebuah cerita nggak cuma ditulis. . . tapi juga ditunggu.
Premis kisah Renji dan Senara ini sudah ada di kepalaku sejak 2007, tapi baru bisa benar-benar kutuliskan di tahun 2025—setelah riset panjang, bolak-balik mengganti alur, mencari nama yang terasa tepat, dan menentukan ending yang paling jujur buat mereka.
Aku menulis kisah ini dengan sepenuh hati, tapi aku juga manusia yang penuh keterbatasan.
Kalau ada kesalahan riset, budaya, atau detail yang kurang tepat, aku minta maaf sebesar-besarnya. Aku selalu terbuka menerima kritik, saran, atau masukan apa pun—karena cerita ini bukan hanya milik aku, tapi milik kalian yang ikut hidup di dalamnya.
Terima kasih untuk setiap pembaca yang mengikuti sampai halaman terakhir.
Keberadaan kalian berarti lebih dari yang bisa kuutarakan.
Kalau sempat, tinggalkan komentar—sekadar penyemangat, sekadar "aku di sini", atau sekadar apa pun yang ingin kalian bagi. Aku akan sangat menghargainya.
Dan sebelum benar-benar menutup buku ini. . .
Kisah Renji dan Senara belum sepenuhnya selesai.
Masih ada extra part, dari beberapa sudut pandang yang berbeda—
untuk menuntun kita ke jawaban terakhir yang masih tersembunyi.
Terima kasih sudah bertahan sejauh ini.
Sampai jumpa di extra part.