Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
DISSOLVE TO:
EXT. TEPI DANAU. SORE
Keisya memainkan kedua kakinya di dalam air, duduk di pinggir jembatan lantas tersenyum saat Dimas mendekatinya dan duduk di sampingnya sembari memberikan minuman.
DIMAS
Maaf ya lama, itu pun cuma datang air mineral doang
(tertawa kecil)
KEISYA
Gak apa-apa, lagian senjanya baru mau mulai.
(membuka tutup botol dan meminumnya)
Dimas mengarahkan pandangannya ke langit senja, tersenyum, lantas melirik ke Keisya yang baru saja menutup kembali botol mineralnya.
DIMAS
Seandainya kamu dikasih kesempatan untuk memilih waktu kematian, kamu ingin mati kapan, Sayang?
Keisya mengarahkan pandangan kaget ke Dimas.
KEISYA
Kok ngomongnya gitu? Males agh ngomongnya tentang begituan. Takut.
DIMAS
Cuma nanya doang. Teringat gara-gara lihat matahari tenggelam.
(tersenyum)
Jawab saja, Sayang.
KEISYA
(menghela napas)
Aku ingin, meninggal di saat kita sudah menikah dan bertepatan dengan di hari ke 100 setelah kamu meninggal.
DIMAS
(mengernyitkan dahi)
Kenapa gitu? Aku pikir kamu mau meninggal di hari yang sama denganku.
KEISYA
(menggeleng)
Aku ingin jadi istri yang mengabdi pada suami. Aku ingin tunjukkan kalau aku akan menyelesaikan semua yang kamu tinggalkan terlebih dulu selama seratus hari, dan setelah itu, aku akan menyusul.
DIMAS
Kamu mau menyelesaikan apa?
KEISYA
Tugas terakhirku sebagai istri di dunia. Memandikanmu, mengantarkanmu, menyirami makam kamu menaburkan bunga dan mengabulkan semua keinginanmu yang belum tercapai.
Dimas merangkul Keisya dan mendaratkan kecupan di keningnya.
DIMAS
Mendengar jawabanmu, aku semakin yakin memilihmu, Kei.
(menghela napas)
Aku tunggu kamu di saat itu terjadi. Tetap tidurlah di sampingku, seperti saat kita menkah nanti, kamu tertidur di sampingku di tempat tidur. Berbaringlah di sisi kiriku, Kei. Aku akan menjagamu di mana pun kita berada.
Keisya tersenyum, mengangguk lantas menyandarkan kepalanya di dada Dimas sembari bersama-sama menikmati senja yang hadir begitu indah di langit sore.