Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
FIRASAT
Suka
Favorit
Bagikan
1. Scene #1

DISSOLVE TO:

EXT. TEPI DANAU. SORE

Keisya memainkan kedua kakinya di dalam air, duduk di pinggir jembatan lantas tersenyum saat Dimas mendekatinya dan duduk di sampingnya sembari memberikan minuman. 

DIMAS

Maaf ya lama, itu pun cuma datang air mineral doang

(tertawa kecil)

KEISYA

Gak apa-apa, lagian senjanya baru mau mulai.

(membuka tutup botol dan meminumnya)

Dimas mengarahkan pandangannya ke langit senja, tersenyum, lantas melirik ke Keisya yang baru saja menutup kembali botol mineralnya. 

DIMAS

Seandainya kamu dikasih kesempatan untuk memilih waktu kematian, kamu ingin mati kapan, Sayang?

Keisya mengarahkan pandangan kaget ke Dimas. 

KEISYA

Kok ngomongnya gitu? Males agh ngomongnya tentang begituan. Takut. 

DIMAS

Cuma nanya doang. Teringat gara-gara lihat matahari tenggelam. 

(tersenyum)

Jawab saja, Sayang. 

KEISYA

(menghela napas)

Aku ingin, meninggal di saat kita sudah menikah dan bertepatan dengan di hari ke 100 setelah kamu meninggal.

DIMAS

(mengernyitkan dahi)

Kenapa gitu? Aku pikir kamu mau meninggal di hari yang sama denganku.

KEISYA

(menggeleng)

Aku ingin jadi istri yang mengabdi pada suami. Aku ingin tunjukkan kalau aku akan menyelesaikan semua yang kamu tinggalkan terlebih dulu selama seratus hari, dan setelah itu, aku akan menyusul.

DIMAS

Kamu mau menyelesaikan apa?

KEISYA

Tugas terakhirku sebagai istri di dunia. Memandikanmu, mengantarkanmu, menyirami makam kamu menaburkan bunga dan mengabulkan semua keinginanmu yang belum tercapai.

Dimas merangkul Keisya dan mendaratkan kecupan di keningnya. 

DIMAS

Mendengar jawabanmu, aku semakin yakin memilihmu, Kei. 

(menghela napas)

Aku tunggu kamu di saat itu terjadi. Tetap tidurlah di sampingku, seperti saat kita menkah nanti, kamu tertidur di sampingku di tempat tidur. Berbaringlah di sisi kiriku, Kei. Aku akan menjagamu di mana pun kita berada. 

Keisya tersenyum, mengangguk lantas menyandarkan kepalanya di dada Dimas sembari bersama-sama menikmati senja yang hadir begitu indah di langit sore. 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar