Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. RUMAH KEISYA. SIANG
Mia menanti suara lawan bicaranya di telepon. Sesaat menghela napas, lantas tersenyum tipis saat nada sambung berubah lembut suara seorang wanita
MIA
Assalammualaikum, Arumi, apa kabar
ARUMI
Waalaikumsalam, Mia. Alhamdulillah baik. Kamu gimana kabarnya. Nanti sore kita jadi ketemu kan di butik?
MIA
Sehat juga. Pas banget ini, saya telepon kamu memang mau ngingatin kalau kita ada janji ketemu sama designer yang mau buat baju kita. Jangan lupa ya jam 3 sore. Tadi juga aku udah bilang sama anak-anak kita buat datang.
ARUMI
Iya, Jeung, aku ingat kok. Tapi, aku kepikiran sih sama Dimas dan Keisya, kira kira wawancara mereka gimana ya. Pasti Keisya nervous banget. Karena kemarin nelepon aku, dia cerita kalau dia bingung entar harus jawab apa. Lucu banget calon mantuku itu.
MIA
(tertawa kecil)
Maklum, Jeung, Keisya itu anak satu-satunya dan terlalu dimanjain sama ayahnya, jadi ya gitu dia jadi manja banget sama orang terdekatnya termasuk calon ibu mertuanya
(goda Mia)
ARUMI
Gak apa-apa, Jeung, dari dulu aku selalu pengen punya anak perempuan yang manja ke mama dan ayahnya, makanya begitu kenal Keisya, aku dan Mas Niko jadi sayang banget sama Keisya. Yah maklum la anak kami hanya dua orang dan itu cowok semua. Dikta sekarang masih kuliah di Yogya dan Dimas ya jarang pulang juga, jadi semenjak ada Keisya aku jadi ngerasa ada teman. Keisya sering telepon. Jadi ngerasa punya anak perempuan beneran
MIA
(tersenyum)
Makasih loh, Jeung, udah mau jadikan Keisya sebagai anak perempuannya Jeung Ar. Saya bersyukur banget calon mertuanya Keisya baik dan sangat sayang sama Keisya. Semoga seterusnya semua baik-baik aja ya
ARUMI
Iya, Jeung, amin. Ya udah, nanti kita ketemu di sana ya. Sampai ketemu nanti sore ya, Jeung. Assalammualikum
MIA
Waalaikumsalam