Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. RUMAH SAKIT. MALAM
Keisya terbangun, menatap semua orang yang berdiri di sampingnya. Semua orang berusaha tersenyum, walau secara tiba-tiba, Arumi menangis dan langsung memilih duduk di sofa.
Keisya menyentuh perutnya, menatap Mia yang berdiri di sampingnya dengan ekspresi takut.
KEISYA
Anak aku gimana, Ma? Dia baik-baik aja, kan?
Mia menunduk sembari menggenggam tangan Keisya erat. Sikap Mia membuat Keisya semakin ketakutan.
KEISYA
Ma, kenapa diam? Anak aku kenapa?
(beralih ke Dave)
Pa, anak aku gak apa-apa, kan?
Dave mendekat dan membelai rambut Keisya penuh kasih sayang.
DAVE
Yang sabar ya, Sayang. Yang kuat.
KEISYA
Ada apa, Pa? Semua baik-baik aja kan?
DAVE
(menggelengkan kepala)
Anak kamu, sudah tidak ada, Sayang. Dia pergi. Kamu keguguran.
Keisya hancur bukan main. Baru saja dia kehilangan Dimas, kini dia harus kehilangan calon anak pemberian Dimas yang masih belum terbentuk di rahimnya. Keisya menangis histeris, menyentuh perutnya seakan masih belum bisa terima dengan semua yang terjadi. Mia memeluknya erat, sedangkan Dikta menatap tak tega ke arah Keisya.
DIKTA (V.O)
Apa maksudnya semua ini, Mas? Kenapa semua ini bisa terjadi sebegitu cepatnya di waktu yang bersamaan.
(menghapus air matanya)
Aku janji, Mas, aku akan jaga Mbak Kei seperti janjiku.
Suasana ruang inap dipenuhi tangisan akan kehilangan kedua yang dialami Keisya.