Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. KAMAR INAP. SIANG
Mia, Dave, Arumi dan Niko masuk ke dalam saat Keisya sedang menyuapi Dimas makan siang. Arumi menghela napas lega saat melihat Dimas sudah bisa duduk walau harus bersandar di tempat tidur menikmati makan siang dari rumah sakit.
ARUMI
Wah, udah sehat nih kayaknya
MIA
Gimana gak cepat sembuh, orang dijagain terus.
Semua tertawa yang membuat Keisya tersipu malu.
DIMAS
Ma, Pa, Om dan Tante, ada yang mau Dimas bicarain tentang resepsi pernikahan Dimas dan Keisya.
DAVE
Ada masalah, Dim?
DIMAS
Gak ada, Om, cuma Dimas merasa kalau tanggal resepsinya perlu dimajuin.
KEISYA
(kaget)
Kok dimajuin? Bukannya kita udah persiapin segalanya. Bahkan catering juga udah. Ada apa, Mas?
DIMAS
Gak ada apa-apa, cuma rasanya terlalu lama kalau harus nunggu selesai tugas. Kalau resepsinya di hari yang sama saat akad nikah, gimana?
Semua saling berpandangan mendengar rencana mendadak Dimas.
KEISYA
Tapi itu terlalu cepat, resepsi kita juga harus banyak persiapan.
DIMAS
Gak perlu mewah, yang penting kita bisa resepsi, kan?
(Dimas mengarahkan tatapan ke semua orang)
Gimana?
DAVE
Kalau om sih gak masalah, cuma karena waktunya tinggal seminggu lagi, kalian pasti bakalaan kewalahan menyiapkannya.
DIMAS
Kalau soal itu Om gak perlu khawatir, semua teman kami bakalan turun tangan kok. Dan Dimas juga gak mau resepsi yang mewah seperti yang semula kita rencanakan.
(menggenggam tangan Keisya)
Gak apa-apa ya?
Keisya mengangguk yang membuat Dimas dan yang lainnya tersenyum lega. Namun diam-diam tanpa sepengetahuan semua orang, Keisya menatap Dimas yang mengarahkan pandangannya ke kedua orang tuanya yang mulai sibuk membahas tentang resepsi. Ada perasaan aneh di hati Keisya tentang rencana mendadak dari Dimas.